RIBET = LAMBAT



Saya?

Kamu?

Kita?

Guru ribet apa ngak ya? 

 

RIBET = LAMBAT
Sulit sekali menghasilkan manusia "driver" dari proses pendidikan yang berlebihan muatan, yang guru-gurunya ribet, dan beranggapan "the more is the better". Semakin banyak yang diramu semakin bagus. Faktanya, semakin banyak isi ramuan, Anda semakin bingung. Dan semakin berat bobot yang dibebankan di atas kepala atau pundak seseorang, maka semakin lamban mereka bergerak. Orang-orang yang lamban sulit bermanuver. Mereka berjalan di jalur yang padat dan tersendat, padahal di luar jalurnya kosong dan lancar.
Perhatikanlah garis kehidupan sejarah peradaban manusia. Nenek moyang kita memulai peradaban ini dari hidup yang simple (simple life). Tanpa pengetahuan, tanpa perabotan memadai. Mereka mudah berpindah tanpa membawa banyak beban selain makanan dan senjata. Setelah berkembang lmu pengetahuan, hidup mulai menjadi lebih kompleks, banyak pilihan. Semakin hari, barang-barang yang dibawa manusia dalam perjalanan semakin banyak. Dari hanya satu koper menjadi beberapa koper. Selain pakaian, manusia juga membawa aneka perabotan, alat komunikasi dan penyimpan data.
Iimu pengetahuan berkembang cepat, dan untuk mengejar itu manusia harus belajar lebih banyak. Mulailah kehidupan menjadi lebih kompleks, bahasa yang harus dikuasai semakin banyak, buku-buku dan teori yang harus dibaca lebih banyak lagi, surat-surat yang harus dibalas semakin pendek tetapi yang datang lebih banyak dan lebih sering lagi, dan obat-obatan yang harus diminum semakin bertambah. Akibatnya, biaya yang harus dikeluarkan semakin banyak pula. Dan pertempuran berita pun semakin ramai. Iklan yang mengepung permirsa televisi pun banjir, semua informasi berebut masuk dalam pikiran manusia, sementara kapasitas otak manusia tidak bertambah.
Alam mempunyai caranya sendiri untuk melestarikan kehidupannya yaitu dengan proses penghancuran alami yang disampaikan lewat gelombang-gelombang perubahan seperti badai, erupsi gunung merapi, gelombang tsunami, dan krisis sekonomi. Segala redudansi dan kelebihan itu disapu gelombang, digantikan dengan hal hal baru yang lebih ringkas, lebih ringan, lebih simpel.
Perhatikanlah tren kehidupan dalam 30 tahun terakhir ini. Karya Arsitektur dunia telah beralih dari desain yang ornamentalis (yang kaya ornament) menjadi minimalis dengan bahan-bahan yang jauh lebih ringan, lebih murah, dan lebih kuat. Program-program komputer pun beralih dari proses manual (memasukkan kode kode secara manual) ke otomatis (touchscreen), dari complicated menjadi user friendly. Airlines pun bergeser dari image ke low cost carrier. Dan paradigma harga premium beralih ke freemium (kualitas premium dengan almost free of charge).
Bahkan, metode produksi yang dikenal dengan factory machine beralih menjadi lean production yang ramping, tepat waktu, dan hemat penyimpanan. Bahkan zero inventory, just in time, zero waste, zero defect. Semua itu dikembangkan karena manusia ingin bekerja lebih simpel, lebih murah, dan prosesnya lebih manusiawi, lebih cepat dalam bertindak. Teknologinya telah tersedia untuk membuat Anda bertransformasi dari "passenger" menjadi "driver".
Semua ini hanya bisa dilakukan kalau kita bisa menyederhanakan sistem, rule, dan prosedur. Tata kelola ditata kembali, aturan-aturan lama yang tumpang tindih disederhanakan, disatukan dalam satu aturan baru yang lebih mudah digunakan, dan diawasi. Teknologi pun perlu diperbarui dengan perangkat perangkat lunak yang mampu mengolah data sesuai kebutuhan dengan kecepatan tinggi.
.
.
Taken from the book: Self Driving

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemberi Inspirasi (Resensi Buku "Gurunya Manusia")

SCIENCE CLUB EKONOMI MAN 1 PEKANBARU : Belajar bersama, berprestasi, dan bahagia !!!

KARIER PROTEAN GURU