Pemberi Inspirasi (Resensi Buku "Gurunya Manusia")
Judul Buku: Gurunya Manusia
Penulis: Munif Chatib
Penerbit: Kaifa Learning
Tahun terbit: Mei 2011.
Tebal: 253.hlm
Sebagai seorang guru saat pertama kali meihat buku ini, saya langsung tertarik, membaca judulnya GURUNYA MANUSIA. Saya berfikir, “lho saya kan memang gurunya manusia...”
Buku ini menarik dan bermanfaat bagi para guru. Buku ini memberikan keseimbangan antara konsep, tips, dan contoh-contoh, sehingga buku ini menjadi menarik untuk dibaca.
Dari segi konsep, buku ini memberikan konsep dan pengetahuan baru tentang pedagogi, mulai dari teknik mengajar hingga penjelasan gelombang otak.
Buku ini juga memberikan contoh kertas kerja (worksheet) yang bisa digunakan untuk pekerjaan guru sehari-hari. Bagaimana cara membagi waktu untuk pekerjaan sebagai guru ?.
Masih ingat kah kita pidato Kaisar Hirohito tahun 1945, setelah negara Jepang hancur oleh bom atom.
“Masih ada berapakah orang guru yang masih hidup? Selamatkan mereka, Sebab dengan merekalah negara ini bisa bangkit kembali. Dan 30 tahun setelah itu Jepang kembali menjadi negara adidaya di Asia dengan kualitas pendidikan yang baik.
Guru adalah masa depan bangsa. Jika guru di sebuah negara cara kerjanya profesional, maka biasanya negara itu maju. Sebaliknya, jika para gurunya tidak berkualitas, biasanya negara tersebut terpuruk dari berbagai bidang. Gurunya Manusia adalah guru yang profesional. Dan setiap guru harus dan mampu menjadi GURUNYA MANUSIA.
Pada bagian Pertama buku GURUNYA MANUSIA menekanakan bahwa unsur penting menuju guru professional adalah kemauan guru untuk terus belajar. Profesi guru adalah profesi yang tidak boleh berhenti untuk belajar. Tentunya ini tak lepas dari hal yang menarik dan menjadi tantangan para guru, penyelenggara sekolah, dan dinas pendidikan, yaitu potensi guru untuk berpenghasilan layak.
Bab Kedua diuraikan isi pembelajaran guru, yaitu paradigma, cara, dan komitmen. Ketiga ranah inilah yang harus menjadi isi proses pembelajaran guru.selain itu diberikan profil gurunya manusia yaitu guru yang fokus kepada kondisi peserta didik. Mereka senantiasa memandang setiap peserta didik adalah juara, mengajar dengan hati, mengartikan kemampuan peserta didik dalam arti yang luas, dan menjadi sosok yang menyenangkan bagi siswanya.
Dalam bab Ketiga, penulis memaparkan apersepsi. Sebuah bagian mengajar guru yang tak boleh terlupakan. Karena menit-menit pertama mengajar adalah waktu terpenting untuk seluruh proses pembelajaran. Gurunya manusia harus mampu menciptakan zona alfa, warmer, pre-teach, dan scene setting.
Bab Keempat, penulis banyak memberikan contoh tentang strategi multiple intelligence. Hal ini didukung oleh Thomas Armstrong, pakar multiple intelligence, bahwa tiap siswa punya semua kecerdasan sehingga metode pembelajaran jangan hanya dibatasi bagi seorang siswa. Beberapa strategi mengajar dijelaskan dengan model pengalaman mengajar selama beberapa tahun di sejumlah sekolah binaan.
Pada Bab Kelima, penulis mencoba mendesain model lesson plan atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang kreatif. Beliau menyoroti pentingnya membuat lesson plan sebagai konsekwensi dari profesi mengajar.
Selamat membaca.
Komentar
Posting Komentar