Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

PROFESIONALISME GURU

Di kalangan para ahli terdapat kesepakatan bahwa mendidik dalam arti formal, bukanlah pekerjaan yang dapat diserahkan kepada sembarang orang. Tugas mendidik harus diserahkan kepada ahlinya, yaitu mereka yang memiliki kompetensi sebagai pendidik yang profesional. Profesi yang disandang oleh seorang guru (profesionalisme guru) berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan, kemampuan, keahlian, dan ketelatenan untuk menjadikan anak memiliki perilaku sesuai dengan yang diharapkan. Keharusan ini sudah diisyaratkan oleh Nabi Mubammad SAW dalam sebuah hadis yang artinya: Jika suatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya (HR. Bukhari) Ciri-ciri guru yang profesional, yaitu guru yang memiliki kinerja professional, menguasai bahan ajar, memahami peserta didik dan melaksanakan pembelajaran dengan baik. Ilmu yang diajarkan oleh seorang guru selalu berkembang dari waktu ke waktu, seiring dengan berkembangannya kegiatan di bidang penelitian (r

LINGKUNGAN KITA

Gambar
Pilihlah lingkungan atau komunitas yang baik untuk tempat anda berinteraksi karena, lingkungan atau komunitas akan mempengaruhi perkembangan mental spiritual anda… Jika saat ini anda masih berada disekitar orang-orang yang tidak mensupport kemajuan serta kesuksesan anda, maka tinggalkanlah… Lingkungan atau komunitas yang baik akan selalu mendukung kemajuan anda, menjadi tempat yang tepat untuk berbagi ilmu dan dapat memotivasi anda untuk selalu belajar…

STATUS PAGI

Gambar
Selamat pagi... Kita punya kecendrungan untuk bersosialisasi dengan orang-orang yang memiliki 'kesamaan' dengan kita. Maka ada perkumpulan orang-orang suka belajar, ada juga perkumpulan emak-emak suka masak, perkumpulan pengajian, perkumpulan penulis, perkumpulan guru literasi dan banyak lagi lainnya... Lihatlah perkumpulan tersebut, anggotanya itu-itu juga. Tepatlah jika dikatakan, siapa yang ingin mengetahui tentang pribadi seseorang maka lihatlah dengan siapa orang tersebut berteman... Kalau tertarik, ada yang minta untuk join group dan klo ada yang tidak sepandangan biasanya left group. Hingga akhirnya seleksi alam akan memperlihatkan siapa saja teman yang memiliki visi yang sama dengan kita... Hayuu coba dicek apakah saat ini kita sudah tergabung dalam perkumpulan-perkumpulan yang memberikan manfaat dan berkah atau malah sebaliknya?  😁 . . # OfficialUniformOfAGEI   # AGEI # AsosiasiGuruEkonomiIndonesia   # MGMPEkonomi   # TeacherLife # WelcomeWeekdays   # N

SISWA JUARA

Gambar
Selamat pagi... Saya liat beberapa hari ini banyak postingan kebahagiaan atas prestasi anak-anak didik pada ujian akhir nasional ataupun lomba sains. Saya sebagai guru ikutan bahagia juga lho... Sebenarnya tidak ada yang salah, wajar jika guru atau orang tua bahagia dengan pencapaian maksimal dari anak-anaknya. Tapi itu kok cuman beberapa orang ya? Terus yg lain bagaimana? Misalnya saja, di sebuah kelas hanya ada satu, dua, atau beberapa anak yang nilainya sempurna atau menang lomba, apa gurunya bisa dikatakan guru oke dan profesional? Atau sebuah sekolah yang nilai rata-rata anaknya tinggi, apa mutlak sekolah tersebut dikatakan sekolah bagus? Lalu bgmn dgn orang tua, apa orang tua yang anaknya tidak mendapat nilai sempurna atau tidak menang lomba dikatakan orang tua yang gagal? Tentu saja tidak... Sampai disini kita melihat bahwa semuanya hanya penilaian kognitif, sedangkan dalam sistem pendidikan kita kita juga punya penilaian afektif dan psikomotor. Idealnya guru yg ok

KARAKTER PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK

Gambar
Hii teachers and parents, Klo ditanya kepada para pendidik apa kendala terbesar dalam pendidikan saat ini mungkin akan banyak yang bilang karakter peserta didik... Ehm, apa iya ini masalah besar dalam pendidikan kita saat ini? Karna klo diliat-liat anak-anak disekitar saya pada manis2 dan baik2... Atau anak-anak yang berkarakter tidak baik itu ada pada bagian dunia yang tidak saya temui? (karna ada temen yang cerita hampir semua anak2 didik di sekolahnya "bandel") Jika pertanyaan diawal diajukan kepada pendidik, lalu bagaimana bila sebaliknya kita mengajukan pertanyaan kepada anak-anak didik. Apa kalian adalah anak2 yang tidak berkarakter? Wahh, pastinya mereka ngak mau donk dikatakan demikian... Apa karena anak-anak lebih rajin main game dari pada menghafal pelajaran trus dibilang ngak berkarakter? Atau karna anak-anak sekarang banyak yang ansos (anti sosial) makanya mereka dicap sebagai generasi tak berkarakter? Sebenarnya apa saja sih nilai-nilai karakter

KEBUTUHAN EKSIS DI MEDIA SOSIAL

Gambar
Masih yaa tentang postingan media sosial kita,, Sadar atau pun tidak sebenarnya postingan di media sosial dapat menggambarkan posisi kita dalam memenuhi kebutuhan yang menurut teori Moslow terdiri dari beberapa tingkatan. Saat dicetuskannya sekitar tahun 1940-1950 Maslow mengklasifikasikan tingkatan kebutuhan manusia menjadi 5 besar: Kebutuhan Dasar (Basic Needs), Keamanan (Safety Needs), Sosial (Social Needs), Penghormatan (Esteem Needs), dan Aktualisasi Diri (Self-Actualization). Namun, hirarki kebutuhan ini telah banyak mengalami perubahan dan sekitar tahun 1970-an hirarki kebutuhan Maslow dilengkapi dengan kebutuhan kognitif dan astetik di bawah kebutuhan Self-Actualization. Hirarki kebutuhan bertambah dari awalnya 5 tingkatan menjadi 7 tingkatan, Hirarki kebutuhan kemudian dikembangkan kembali pada tahun 1990-an dengan menambahkan Transcendence Needs pada tingkat teratas melampai kebutuhan Self-Actualization. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kebutuhan manusia, anak-

MUTU PENDIDIKAN dan KEMANDIRIAN BELAJAR

Gambar
Sekolah sebagai sebuah lembaga penyelenggara pendidikan memiliki peran dan fungsi strategis dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, oleh karena itu sekolah harus memiliki program peningkatan mutu, agar pendidikan yang dilakukan sejalan dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi yang saat ini melaju dengan cepat. J ika mengacu pada P eraturan P emerintah Nomor 19 tahun 2005 p asal 49 ayat (1), peningkatan mutu pendidikan di sekolah dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem pengelolaan dengan menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas. Penerapan manajemen berbasis sekolah memang diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan secara terus menerus dan berkesinambungan (continous improvement) . Namun, pendidikan merupakan suatu upaya yang dinamis yang tidak dapat meninggalkan para pelakunya dalam upaya mencapai pendidikan yang bermutu. Seorang pakar mutu, Philip Crosby dengan b