Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2012

TRY OUT JUJUR

Gambar
Untuk mempersiapkan siswa kelas XII dalam menghadapi Ujian Nasional (UN) , MAN 1 Pekanbaru menjadwalkan 5 kali try out. Hari ini adalah hari pertama pelaksanaan try out ke 3 bagi 200 siswa yang bakal mengikuti UN. Jika dilihat sekilas memang tidak tampak keistimewaan dari pelaksanaan try out di MAN 1 Pekanbaru. Pelaksanaan try out sendiri sudah dilaksanakan beberapa tahun. Keistimewaan pelaksanaan try out tahun ini adalah pihak MAN 1 Pekanbaru membuat program Try Out Jujur. Seluruh peserta try out juga pengawas diwajibkan mengisi surat pernyataan untuk try out jujur. Panitia pun menyediakan berita acara pelanggaran untuk selanjutnya memproses jika ada peserta try out yang berbuat curang. Dengan melaksanakan program Try Out Jujur pihak madrasah mengharapkan siswa dapat melaksanakan try out dengan jujur dan disiplin. Tidak memberi kepada teman dan juga tidak menerima jawaban dari teman. Dan try out pun dapat berjalan dengan tertib

Inilah Jawabannya... (Resensi Buku "37 Kebiasaan Orang Tua yang Menghasilkan Prilaku Buruk Pada Anak")

Gambar
Judul Buku: 37 Kebiasaan Orang Tua yang Menghasilkan Perilaku Buruk pada Anak Penulis: Ayah Edy Penerbit: Grasindo Tahun terbit: 2008. Tebal: 120.hlm Dalam rangka gerakan One Book One Month di MAN 1 Pekanbaru, maka inilah resensi kedua setelah sebelumnya saya menyelesaikan membaca buku Gurunya Manusia. Pertama melihat judul buku ini terus terang saja, saya sangat tertarik dengan judulnya. "Mengapa Anak Saya Suka Melawan Dan Susah Diatur?". Buku yang ditulis oleh Ayah Edy ini sepertinya merupakan suatu "kumpulan" kebiasaan orangtua yang secara sadar ataupun tidak disadari akan menghasilkan perilaku yang buruk pada anak. Dalam buku ini ternyata sikap susah diatur dan melawan ini bisa jadi adalah akibat 37 kebiasaan yang salah sering dilakukan orang tua. Diantaranya ,Menganggap kita selalu benar, Mengancam anak, Tidak mau mendengar alasan dari anak dan lain lain. Biasanya orangtua menginginkan anak-anaknya menjadi anak "manis", duduk, diam, penurut dan

Pendidikan Rasulallah

Gambar
Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam yang pada 12 Rabiul Awal kita peringati Maulidnya ternyata memberikan pembelajaran yang sangat berharga bagi kita semua, terutama bagi para pendidik. Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam, diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. “Hanyalah aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak.” (HR.Ahmad, lihat Ash Shahihah oleh Asy Syaikh al Bani no.45 dan beliau menshahihkannya). Maka kita sebagai pendidik semestinya menjadikan Rasulallah sebagai suri tauladan dalam mendidik anak-anak kita. Semestinya kita mengedepankan pendidikan akhlak (sikap) daripada pendidikan kognitif. Akhlak merupakan tolak ukur kesempurnaan iman seorang hamba sebagaimana telah disabdakan oleh rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam : “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya.” (HR Tirmidzi). Dalam riwayat Bukhari dan Muslim dari Abdillah bin amr bin Al ‘Ash radhiallahu ‘anhuma disebutkan : “Sesungguhnya sebaik-baik kalian ial

Bersama Ayah Edy

Gambar

MITOS vs FAKTA mengenai anak bermasalah !

Sumber : http://ayahkita.blogspot.com/2011/02/mitos-vs-fakta-mengenai-anak-bermasalah.html Para orang tua dan guru yang berbahagia, Kontroversi pemahaman tentang anak sering kali membuat kita yang awam ini merasa bingung; padangan manakah yang benar....? Padahal selama 20 tahun terakhir telah terjadi perubahan padangan yang sangat besar antara para praktisi dan pemerhati pendidikan Sebelum dan Setelah tahun 80-an dalam memandang anak-anak yang bermasalah. Mari kita ketahui apa saja perbedaanya; dan manakah yang mitos dan mana yang lebih dekat pada fakta; Pandangan Sebelum 80-an yang selanjutnya akan saya sebut sebagai (Mitos) Pandangan setelah 80an yang selanjutnya akan saya sebut sebagai (Fakta) 1 MITOS: Setiap anak dilahirkan berbeda, sebagian besar dalam kondisi normal dan sebagian lagi mengalami kelainan, yang sering dikelompokkan kedalam Learning Disability, Attention Defisit Disorder, Attention Defisit Hiperactive Disorder dan Disleksia FAKTA: Setiap anak dilahirkan berbeda

Seminar Parenting Ayah Edy

Gambar
Present : Parents = Orang Tua. Present Participle : Parenting Parenting didefinisikan sebagai : child-rearing: the experiences, skills, qualities, and responsibilities involved in being a parent and in teaching and caring for a child Kegiatan parenting tidak hanya kewajiban kaum ibu. Baik ibu maupun ayah mempunyai tanggung jawab yang sama besar dalam kegiatan parenting (pengasuhan). Pengetahuan parenting amatlah penting karena selain dapat mengembangkan harmoni hubungan anak dengan orangtua, juga dapat membuat anak dan orangtua saling mengenal, baik karakter, kebiasaan, maupun jati dirinya. Mempelajari parenting itu mudah. Tak harus menjadi sarjana atau ahli kejiwaan. Mempelajari parenting secara cepat dan mudah berawal dari mengenal kepribadian anak dan cara menyesuaikan perlakuan (tindakan orangtua) terhadap anak sesuai dengan minat dan kepribadiannya. Yang terpenting adalah kemauan dari para orang tua untuk terus belajar dan menerima bahwa s etiap anak selalu memiliki kelebi

Seandainya dulu.....

Mari meluangkan waktu sejenak saja guna menyimak sebuah tulisan luar biasa yang tertera di atas Batu Nisan, makam seorang jenius besar dunia .....Westminster Abbey, seorang arsitek kerajaan Inggris yang telah merancang Tata Kota London. Mari kita simak bersama; Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal, aku bermimpi ingin mengubah dunia ini agar bisa menjadi lebih baik. Lalu Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku, kudapati bahwa dunia tiada pernah menjadi lebih baik. Maka cita-cita itupun agak kupersempit, lalu ku putuskan untuk hanya mengubah negeriku sendiri. Namun tampaknya hasrat itupun tiada membawa hasil. Ketika usiaku semakin senja, dengan semangatku yang masih tersisa, lalu kuputuskan untuk hanya mengubah keluargaku sendiri, yakni orang-orang yang paling dekat denganku, namun celakanya merekapun ternyata tidak mau berubah ! Dan hari ini sementara aku berbaring untuk menanti ajal, tiba-tiba saja kusadari; Seandainya saja dulu aku berpikir bahwa yang pertama-tama