Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2012

BUDAYA MENGHAKIMI DAN MENGHUKUMI PARA PENDIDIK DI INDONESIA

Gambar
Ditulis oleh: Prof. Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI) LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa. ...Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah. Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberinilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri. Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima sa

Resensi Buku "Indonesia Mengajar : Kisah Para Pengajar Muda Indonesia"

Gambar
Membaca buku ini sambil mengawasi anak-anak kelas XII melaksanakan TO membuat saya kesulitan menyelesaikan membaca buku ini, karena tiap sebentar harus menghapus sedikit air yang keluar dari mata... Mereka yang tergabung dalam Gerakan Indonesia Mengajar patut mendapatkan apresiasi, karena mereka telah merasakan arti mengajar yang sesungguhnya. Sambil membac 9oa buku ini saya lihat anak-anak murid yang sedang melaksanakan TO, betapa beruntungnya mereka bisa mendapatkan pengajaran dan pembelajaran yg ditunjang begitu  banyak fasilitas. Begitupun saya, sebagai pengajar saya sangat bersyukur bisa mengajar ditempat yg dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Tidak terbayangkan bagaimana rasanya mengajar seperti para pemuda yg tergabung dalam gerakan Indonesia Mengajar... Sekali lagi apresiasi yang besar bagi para tenaga pengjajar muda Indonesia... Mereka berani meninggalkan kenyamanan di kota dengan berbagai fasilitas yang mendukung. Mereka pun dengan kerelaan hati meninggalkan pekerja