MEMBIASAKAN GURU MENULIS

 




“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis ia akan hilang dalam masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.

(Pramoedya Ananta Toer)

 

            Diawali saat saya mencari nama kakek diinternet, saya mendapatkan fakta mengejutkan bahwa mesin pencarian google dapat mengidentifikasi beliau, padahal semasa hidupnya koneksi internet belum sampai ke Indonesia. Saat ini saya juga bisa mendapatkan buku beliau dibeberapa digital library. Maka tepat apa yang pernah dikatakan oleh Pramoedya Ananta Toer, bahwa dengan menulis kita bekerja untuk keabadian.

             Kegiatan menulis adalah kegiatan yang harus dilakukan oleh guru, mulai dari menulis jurnal pembelajaran, membuat perangkat pembelajaran sampai membuat karya tulis ilmiah sebagai kegiatan pengembangan diri dan syarat kenaikan pangkat. Maka sebagai seorang guru menulis merupakan kegiatan yang tidak bisa tidak, mau tidak mau harus dilakukan. Guru harus membiasakan diri untuk menulis agar lama kelamaan dapat menghasilkan tulisan bermutu yang tidak hanya digunakan untuk syarat kenaikan pangkat, tetapi juga berguna untuk menambah khasanah ilmu pendidikan.

Memulai perjalanan karir sebagai guru pada tahun 2003, sebagai pendatang di kota Pekanbaru saya harus banyak beradaptasi. Kondisi jauh dari keluarga membuat saya juga berusah untuk mandiri. Komunikasi dengan keluarga dan teman-teman saya lalukan lewat email, hal ini membuat saya berkawan akrab dengan internet. Selain menulis surel, saya juga mencoba menulis blog, dan inilah cikal bakal saya membukukan tulisan-tulisan saya .

Motivasi yang kuat untuk menulis ternyata tidaklah cukup, karena menulis tidaklah semudah diucapkan tapi juga tidak sesulit yang dibayangkan. Ada teman yang bertanya tips menulis kepada saya, menurut saya tidak ada tips khusus untuk menulis karena dalam menulis yang pertama harus kita lakukan adalah memulai. Untuk memulai menulis tentu kita harus tau apa yang akan kita tulis, ide tulisan dapat datang jika kita memiliki wawasan yang luas. Maka dari itu jika ingin menulis kita harus banyak membaca. Menulis dapat diartikan sebagai kegiatan “menyimpan” apa-apa yang telah kita baca.

Di tahun 2015 saya melanjutkan pendidikan S2. Pada masa kuliah ini saya terispirasi dari dosen-dosen di kampus untuk menulis buku akademik. Sebenarnya dalam menulis tidak ada batasan-batasan khusus. Mulailah menulis tentang apa saja dan jangan terlalu terpaku pada tema tertentu. Saat memulai untuk menulis tentunya diperlukan bebrbagai referensi agar tulisan baik dan bermutu. Membaca menjadi cara untuk mendapatkan referensi yang diperlukan. Dalam membiasakan diri untuk menulis, hal yang terberat adalah konsistensi dalam menulis. Dalam hal ini penulis harus selalu istiqomah dan mendisiplinkan diri untuk selalu menulis. Mempunyai jadwal untuk menulis merupakan salah satu cara untuk membiasakan diri menullis. Mulailah menulis sebulan sekali, lalu seminggu sekali, dan lama kelamaan menulis akan menjadi kebiasan. Semakin sering menulis maka kualitas tulisan akan semakin baik.

Setelah menamatkan S2, Alhamdulillah di tahun 2018 saya lolos dalam seleksi beasiswa 5000 Doktor Kementerian Agama Republik Indonesia. Memiliki waktu luang saat tugas belajar saya dan 11 teman yang sama-sama memiliki hobi menulis membuat sebuah komunitas yang kami namakan KGN (Komunitas Guru Ngopi) selain kami hobi Ngopi dalam artian sesungguhnya, Ngopi juga kami maknai dengan Ngolah Pikiran. Komunitas yang saat ini telah berbadan hukum sebagai sebuah yayasan pendidikan dalam kiprahnya telah mentaja berbagai pelatihan, membantu guru-guru, peserta didik, dan masyarakat luas untuk menulis dan menerbitkan buku. Setelah hampir tiga tahun berdiri KGN telah membantu menerbitkan lebih dari 100 judul buku.

Sebagai ibu dari dua orang putri, saya merasa senang anak-anak juga hobi membaca dan menulis. Putri kecil saya telah menerbitkan buku perdananya pada tahun 2019. KGN turut membantu para penulis cilik untuk menerbitkan karya. Banyaknya siswa-siswi yang menulis bersama KGN membuat para founder KGN membuat komunitas KGN Milenilal.

Bagi guru mencoba untuk membiasakan diri menulis harus dilakukan sebagai bentuk pengembangan keprofesionalan berkelanjutan. Selama menjalani masa tugas belajar, tidak hanya menulis buku, tapi saya juga berkesempatan untuk melakukan berbagai riset dan mempublikasikannya di beberapa jurnal nasional dan internasional.

‘Keisiengan’ saya menulis dan menerbitkan buku akhirnya menghantarkan saya untuk bertemu banyak orang, saya sering diundang untuk mengisi pelatihan dan seminar. Saat menulis tidak terbesit oleh saya bahwa akan ada ajang yang mengapresiasi guru-guru yang hobi menulis. Ini merupakan anugerah bagi guru bertepatan dengan peringatan Hari Guru Nasional. Sebelum ini saya meraih peringkat pertama dalam ajang Riau Madrasah Award tahun 2022 untuk kategori guru dengan karya tulis terbanyak. Di tahun 2018 saya meraih juara 1 pada pemilihan guru madrasah berprestasi yang ditaja oleh Kantor Kementerian Agama Kota Pekanbaru, saya juga dipilih sebagai agen perubahan terbaik Kantor Kementerian Agama Kota Pekanbaru tahun 2019-2021.

Sejatinya meluangkan waktu untuk menulis akan banyak memberikan keuntungan. Tulisan yang telah dibuat dapat dipublikasikan keberbagai media yang ada saat ini dan akhirnya kumpulan dari tulisan-tulisan tersebut dapat juga dipublikasikan dalam bentuk buku. Imam Ghazali pernah menyampaikan ungkapan, “Jika kamu bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka menulislah.” Mari membiasakan diri menulis. Asa bisa karna biasa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemberi Inspirasi (Resensi Buku "Gurunya Manusia")

SCIENCE CLUB EKONOMI MAN 1 PEKANBARU : Belajar bersama, berprestasi, dan bahagia !!!

KARIER PROTEAN GURU