JADI ENTREPRENEUR SUKSES YUU...



Oleh: Atikah Hermansyah, M.Pd

Hii sobat G-Smart…
Sering kita dapati orang-orang memulai usaha tanpa wawasan dan mindset yang kuat. Mereka memulai usaha setelah tidak lagi bisa bekerja sebagai pegawai atau karyawan, oleh karena itu banyak wirausahawan yang gagal. Saat ini Indonesia memang masih sangat kekurangan wirausahawan, terbatasnya jumlah wirausahawan pantas menjadi keprihatinan karena wirausahawan merupakan salah satu faktor penting dalam menyejahterakan kehidupan masyarakat suatu negara. Kekurangan sosok wirausahawan tentunya lambat laun akan teratasi jika sistem pendidikan kita berhasil direorientasi dari pola mendidik untuk menjadi pegawai menjadi wirausahawan. Untuk itu pembelajaran tentang kewirausahaan harus diperkuat.
Nah, menurut M.Hamdani dalam bukunya Entrepreneurship, Kiat Melihat & Memberdayakan Potensi Bisnis, peserta didik harus dididik sebagai sosok yang memiliki keberanian mengambil resiko, tajam mencium peluang kewirausahaan, dan memiliki kecakapan hidup. Sejalan dengan hal tersebut, juga harus ada perubahan cara berfikir orang tua, yang saat ini banyak menginginkan anaknya setelah lulus bekerja menjadi pegawai atau karyawan sebagai ukuran kesuksesan, daripada melihat anaknya memutuskan melakukan usaha secara mandiri.
Menjadi pengusaha memang terkadang belum dianggap sebagai sebuah pekerjaan, masih banyak masyarakat memandang pegawai yang bekerja pagi hingga malam lebih baik, dari pada wirausahawan. Tapi hal ini tidak mengurangi minat generasi milenial untuk menjadi seorang entrepreneur. Survei yang dilakukan oleh Youth Laboratory Indonesia mengemukakan bahwa salah satu pertimbangan utama milenial dalam menentukan karier, adalah passion. Hasil survei menjelaskan bahwa para milenial ingin mengejar sesuatu yang sesuai dengan hobi dan passion mereka. Menurut mereka, ada ruang kebebasan, pembuktian diri, sosial dan aktualisasi diri saat mereka memilih menjadi entrepreneur.
Sementara Daryanto (2012) berpendapat kewirausahaan bukan hanya urusan lapangan, tetapi merupakan disiplin ilmu yang dapat dipelajari dan diajarkan. Seseorang yang mempunyai bakat kewirausahaan bisa mengembangkan bakatnya melalui pendidikan. Wirausahawan merupakan orang yang mengenal potensi diri dan berusaha mengembangkan potensi tersebut untuk menangkap peluang dalam mewujudkan cita-citanya. Maka, untuk menjadi wirausahawan, memiliki bakat saja tidak cukup, tetapi harus memiliki pengetahuan mengenai segala aspek tentang kewirausahaan.
Dengan ketatnya persaingan usaha di era globalisasi saat ini, maka diperlukan langkah-langkah kongkrit untuk menjadi entrepreneur sukses, menjadi wirausahawan yang mampu bertahan, yang kreatif dan memiliki daya inovasi yang tinggi untuk dapat merebut semua peluang dan kesempatan. Selain diperlukan wawasan dan pengetahuan tentang kewirausahaan, Jack Ma juga mengatakan untuk menjadi pengusaha sukses diperlukan rasa percaya diri yang tinggi, kemauan belajar, tidak takut menghadapi kegagalan dan selalu mengambil pelajaran dari kesalahan yang dilakukan.
Terkadang muncul pertanyaan tentang bidang usaha apa yang menguntungkan. Sebenarnya seluruh bidang usaha dapat dijalankan dan dapat memberikan keuntungan maksimal jika pengusaha memberikan totalitas dan komitmennya untuk menjalankan usaha. Banyak pengusaha muda yang saat ini sukses dan menjadi role model bagi generasi milenial, sebut saja Billy Boen dengan gerakan Young On The Top, Bong Chandra, Ahmad Zaky Founder dan CEO Bukalapak, Nadiem Makarim Founder dan CEO-nya Gojek Indonesia atau Hendi Setiono pemilik “Kebab Baba Rafi”. Menjadi pengusaha bukan hanya monopoli laki-laki saja yaa, banyak perempuan milenial yang saat ini juga terjun dan sukses menjadi pengusaha seperti Diajeng Lestari dengan HijUp atau Cynthia Tenggara yang punya catering online Berrykitchen dan banyak lagi lainnya.
 Namun jauh sebelum para anak muda ini menjadi pengusaha dan memberikan pengaruh terhadap pandangan karir milenial, Rasulullah saw juga telah mulai belajar menjadi seorang wirausahawan sejak beliau berumur 12 tahun. Beliau mulai belajar berdagang dengan ikut bersama pamannya Abu Thalib dalam perjalanan dagang ke Suriah. Rasulullah tidak memerlukan waktu yang lama untuk mempelajari tentang entrepreneurship, kelihaiannya dalam menjalankan usaha perdagangan membuat beberapa investor Mekah tertarik untuk mempercayakan modalnya untuk dikelola dengan prinsip bagi hasil (musyarakah-mudharabah). Pada usia 25 tahun Rasulullah seorang pengusaha menikahi Siti Khadijah yang juga seorang pengusaha. Pernikahan ini tentunya membuat usaha Rasulullah dan Siti Khadijah semakin berkembang.
Sebagaimana kita ketahui sembilan diantara sepuluh pintu rezeki umat Islam ada dalam perdagangan. Dalam perdagangan, atau yang bisa dikatakan wirausaha, bisnis atau entrepreneur, hendaknya seorang muslim memiliki karakter untuk mencapai kesukesannya, sebagai berikut:
1. Niat, membedakan seorang muslim dengan lainnya ketika bermuammalah adalah niatnya.
2. Taqwa dan Tawakkal, jaminan dari Allah bahwa: barang siapa yang takwa kepada Allah, maka Allah akan mengadakan baginya jalan keluar, dan Allah memberinya rizki dari arah  yang tidak disangka-sangka. Di dalam QS.At-Thalaq: 2-3 dinyatakan:
Artinya: ”…barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (Q.S. At-Thalaq: 2-3)
3. Jujur dan syukur, dalam suatu hadis dinyatakan: Kejujuran itu akan membawa ketenangan dan ketidakjujuran akan menimbulkan keragu-raguan (HR. Tirmidzi).
4. Selalu bangun pagi dan mencari rezeki setelah itu,
5. Zakat, infaq dan shodaqah (ZIS), mengeluarkan zakat dan infaq harus menjadi budaya muslim yang bergerak dalam bidang bisnis.
6. Toleransi, tenggang rasa, tepo seliro, lamak diawak katuju diurang (Minang) harus dianut oleh orang-orang yang bergerak dalam bidang bisnis.
7. Silaturahim, orang yang bisnis seringkali melakukan silaturahmi dengan partner bisnisnya ataupun dengan langganannya.

Stave Jobs pernah mengatakan: “I’m convinced that about half of what separates successful entrepreneurs from the non-succsessful one is pure perseverance.” “Saya yakin bahwa sekitar setengah dari apa yang memisahkan pengusaha sukses dari yang tidak sukses adalah ketekunan yang murni.” Nah sobat G-Smart, sudah siap untuk jadi pengusaha sukses???


Artikel ini dimuat dalam Majalah G-Smart No.34 Tahun 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemberi Inspirasi (Resensi Buku "Gurunya Manusia")

SCIENCE CLUB EKONOMI MAN 1 PEKANBARU : Belajar bersama, berprestasi, dan bahagia !!!

KARIER PROTEAN GURU