Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2024

ASRAMA #5

Gambar
Jangan takut anak akan di-bully kalau masuk asrama. Kasus perundungan tidak hanya terjadi di sekolah berasrama, di sekolah non asrama juga banyak kasusnya .... Kalau belom apa-apa orangtua udah takut anak di-bully, takut anak makannya ngak enak, tidur ngak nyenyak, takut rindu, yaa udah jangan dimasukin ke asrama anaknya .... Anak-anak harus diajarkan untuk survive menghadapi masalah, bukan menghindar, karna ada kalanya masalah tidak bisa dihindari tapi harus dihadapi  Oya, jangan juga memasukkan anak ke asrama dengan harapan anak akan mandiri karna sebenarnya kemandirian anak harus dibangun dari rumah, lalu dilanjutkan di asrama .... Anak yang tidak biasa bangun pagi, tidak bisa membersihkan dan merapikan kamar, atau makannya milih-milih, ini terkadang akan kesulitan beradaptasi di awal masuk asrama. Right in the beginning .... Rencana dan persiapan yang matang akan mendukung kesuksesan. Begitu juga dengan pendidikan anak, harus dipersiapkan .... Agar anak sukses tinggal di asrama mak

RIBET = LAMBAT

Gambar
Saya? Kamu? Kita? Guru ribet apa ngak ya?    RIBET = LAMBAT Sulit sekali menghasilkan manusia "driver" dari proses pendidikan yang berlebihan muatan, yang guru-gurunya ribet, dan beranggapan "the more is the better". Semakin banyak yang diramu semakin bagus. Faktanya, semakin banyak isi ramuan, Anda semakin bingung. Dan semakin berat bobot yang dibebankan di atas kepala atau pundak seseorang, maka semakin lamban mereka bergerak. Orang-orang yang lamban sulit bermanuver. Mereka berjalan di jalur yang padat dan tersendat, padahal di luar jalurnya kosong dan lancar. Perhatikanlah garis kehidupan sejarah peradaban manusia. Nenek moyang kita memulai peradaban ini dari hidup yang simple (simple life). Tanpa pengetahuan, tanpa perabotan memadai. Mereka mudah berpindah tanpa membawa banyak beban selain makanan dan senjata. Setelah berkembang lmu pengetahuan, hidup mulai menjadi lebih kompleks, banyak pilihan. Semakin hari, barang-barang yang dibawa manusia dalam per