Kunci Sukses Pendidikan @Finlandia
Pendidikan di Finlandia No.1 Di Dunia
Mengintip sistem pendidikan di Finlandia, Fergus Bordewich dalam Top of the Class mengungkapkan beberapa kunci sukses negara yang berada di kawasan Skandinavia itu meraih juara I dunia dalam hal mutu pendidikan.
Beberapa kunci sukses tersebut,antara lain:
Besarnya anggaran pendidikan yang dialokasikan pemerintah Finlandia. Beasiswa diberikan pada warga sejak taman kanak-kanak hingga mereka menempu kuliah S3 (program doktoral). Keberanian Finlandia dalam pengucuran anggaran pendidikan yang besar ditopang oleh pendapatan perkapita penduduknya dari hasil hutan cukup tinggi, sekitar 37.460 dollar AS atau sekitar 342 juta rupiah pertahun. Sementara jumlah penduduk sedikit. Akan tetapi keberhasilan pendidikan di Finlandia juga didukung iklim politik yang bagus.
Masalah kualitas guru di Finlandia kiranya tak perlu dipersoalkan mutunya. Sudah dipastikan guru-guru di Finladia adalah guru bermutu tinggi. Karena para guru dipilih yang paling berkualitas dan terlatih. Dan untuk bisa kuliah di jurusan pendidikan harus bersaing ketat, lebih ketat ketimbang persaingan di fakultas-fakultas bergengsi lainnya. Biasanya dari 7 peminat hanya 1 orang saja yang diterima. Padahal di Finlandia gaji guru tidak begitu besar. Tetapi negara dan rakyat Finladia menempatkan guru sebagai jabatan terhormat dan mereka yang menyandang jabatan itu pun juga merasa mendapat sebuah prestisius dan kebanggaan. Puncak kebanggaan mereka berhasil mendidik anak didik bukan berhasil memanipulasi nilai siswa. para guru di Finlandia akan selalu mengatakan “Kalau saya gagal dalam mengajar seorang siswa, itu berarti ada yang tidak beres dengan pengajaran saya.”
Artinya guru Finlandia sangat bertanggungjawab, minimal pada kelangsungan masa depan anak didiknya termasuk pendidikan lanjutan yang akan ditempuh anak didik itu. Sementara nilai siswa sama sekali tidak dianggap penting.
Guru-guru di Finlandia dibebaskan untyuk menggunakan metode kelas apapun, dengan kurikulum yang mereka rancang sendiri dan buku teks yang mereka pilih sendiri. Ujian bukan hal utama dan sakral, tetapi ujian hanya digunakan untuk mengetahui kualifikasi siswa di sebuah universitas.
Kewibawaan guru demikian tinggi di mata murid, karena mereka sangat menghindari kritikan pada pekerjaan murid, tetapi mereka mengajak murid tersebut membandingkan dengan nilai sebelumnya. Lebih-lebih mengatakan “kamu salah” pada murid adalah sangat dihindari oleh guru-guru Finlandia. Para guru melihat sebagai hal biasa jika siswa melakukan kesalahan, termasuk dalam hal mengerjakan soal-soal.
Siswa di Finlandia juga diarahkan mampu mengevaluasi secara mandiri akan hasil belajarnya. Dan itu diterapkan sejak dini/pra TK. Mereka didorong bekerja secara individu tak peduli apapun hasilnya. “Ini akan membantu siswa belajar bertanggungjawab atas pekerjaan mereka sendiri,” kata Sundstrom, seorang Kepala Sekolah Dasar di Poikkilaakso, Finlandia.
Sampsa Vourio, seorang guru di Torpparinmaki Comprehensive School, Finlandia menjelaskan kalau sistem pendidikan di negaranya dijalankan sangat demikratis.
Prestasi siswa, terletak pada prosesnya, buka pada hasil akhirnya. Artinya, jika ada PR, mereka tidak harus mengerjakannya secara sempurna. Yang penting murid sudah menunjukkan hasil usahanya, itu sudah dianggap cukup. sungguh beda dengan di Indonesia, jangankan tidak mengerjakan PR, mengerjakan salah saja hukuman sudah menanti, tak heran jika masih banyak anak Indonesia rajin bolos sekolah lantaran belum mengerjakan PR karena takut kena sanksi.
Dalam hal alokasi waktu belajar di sekolah, sebenarnya tidak banyak waktu yang dibebankan pada murid, rata-rata cuma 30 jam per-minggu. Usia masuk sekolah juga tergolong lambat, yaitu usia 7 tahun.
Anggaran Besar dengan Sistem Pendidikan Untuk Semua
Aroma kehidupan Finlandia tampaknya benar-benar kondusif untuk kemajuan segala bidang. Dan itu sudah pasti sangat ditentukan oleh kualitas SDM-nya dan mutu pendidikannya. Karenanya, Leo Pahkin, konselor pendidikan dari Badan Pendidikan Nasional Finlandia terus menggnejot mutu pendidikan di Finlandia yang dipandangnya sebagai aset kemajuan bangsa. “Kami menanam investasi yang besar dibidang pendidikan dan pelatihan, agar kami bisa mencetak tenaga ahli dan terampil yang nantinya menghasilkan inovasi,” ujarnya.
Pahkin menjelaskan, bahwa sistem pendidikan di Finlandia dibanguan atas dasar “Pendidikan Untuk Semua”. Laki-laki, perempuan, kaya, miskin, semua warga Finlandia mendapat perlakuaan sama dan didorong untuk mendapatkan kesempatan mengasah otak dan ketrampilan di lembaga pendidikan yang disediakan secara gratis.
Sedangkan untuk kalangan dewasa, pemerintah Finlandia menyediakan program-program kejuruan seperti Teknologi Informasi. Tetapi program ini banyak dikhususkan bagi buruh yang tidak memiliki pendidikan dasar yang memadai. Dengan bekal ketrampilan ini, diharapkan buruh tersebut memiliki nilai yang tinggi.
Komentar
Posting Komentar