A REFLECTION
Bapak Ibu Guru,
Pada posisi kita sebagai pendidik, ada tanggung jawab kita pada masyarakat sekitar.
Pada banyaknya sertifikat pelatihan yang kita punya,
ada tanggung jawab berbagi kepada teman, kepada masyarakat.
Pada ilmu yang telah kita pelajari,
ada tanggung jawab mengajarkannya pada keluarga, anak-anak, murid-murid.
Pada sebutan “GURU”,
ada tanggung jawab kita untuk memberikan teladan.
Bapak Ibu Guru,
Jangan terbuai dan terlena dengan pujian, jangan bangga dengan jabatan, banyaknya pencapain diri, banyaknya sertifikat, seringnya pelatihan dan tingginya jenjang pendidikan, jika semua masih tentang “saya”.
Jangan juga bersedih jika tidak memiliki semuanya, kerena sejatinya kesuksesan kita saat kita punya waktu yang cukup untuk keluarga, membimbing anak-anak di rumah, membantu anak-anak didik untuk menemukan potensi diri, membantu rekan guru, berbagi, memberi teladan dan kemaslahatan. Karena sebaik-baik kita adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.
"Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapatkan bahagian” (QS. Adz-Dzariyat: 19)
Sebagaimana harta yang di dalamnya terdapat hak orang lain, maka atas apa yang kita punya juga ada tanggung jawab kita untuk berbagi. Tidak akan berkurang harta yang disedekahkan dan akan bertambah ilmu yang dibagikan .…
Bapak Ibu Guru,
Jangan jadikan kesuksesan pribadi sebagai tujuan, karena dunia ini begitu besar untuk kita tempati sendiri. Jadikanlah kebahagiaan dunia dan akhirat (falah) sebagai tujuan.
.
.
Ditulis, 26 Juni 2020
Komentar
Posting Komentar