PEMBELAJARAN DIGITAL
Seperti penciptaan siang dan malam, maka di dunia ini segala sesuatu, semua kebijakan, akan ada pro kontra, ada plus minus...
Namun, kita adalah manusia yang dinamis, tidak kaku, kita bisa memilih, karna dalam ilmu ekonomi dijelaskan bahwa dalam kehidupan manusia akan dihadapkan pada berbagai pilihan, hal ini disebut konsep Opportunity Cost.
Banyak pertimbangan yang harus diambil dalam membuat pilihan. Misalnya, Bapak Ibu bisa memilih membuat kelas online menggunakan aplikasi yang ada atau memberi PR (penugasan) kepada anak-anak...
Nah, ini kemudian menjadi "masalah" ketika banyak guru yang mengambil pilihan kedua. Maka bertumpuklah tugas yg harus dikerjakan manual oleh anak-anak di rumah...
Bapak Ibu guru, saat kita sudah berada di era digital, sudah bukan akan, pemberian tugas manual dan tidak berlangsungnya pembelajaran online seperti yg dimaksudkan Mas Mentri merupakan bukti bahwa jumlah guru yang tidak siap menghadapi perubahan zaman ini masih banyak...
Lalu buat apa ikut pelatihan yang temanya "menyongsong era revolusi industri (RI) 4.0"? Jadi ragu, jangan2 ikut pelatihan karna pengen dapet sertifikatnya aja
Buat apa banyaknya tulisan yang dibuat ttg RI 4.0? Jadi ragu, apa yg nulis bener2 ngerti atau ngak?
Buat apa Bapak Ibu hp-nya canggih klo ngak mau bikin kelas online. Toh aplikasinya banyak, tutorialnya banyak...
Kondisi ini diprediksi masih akan berlangsung lama. Dengan penanganan yang benar dan serius, corona bisa ditanggulangi dalam waktu 3 bulan, klo ngak mungkin bisa lebih lama lagi. Maka bisa jadi program "Learn Form Home" masih akan diteruskan...
Katanya-kan, "Better Late Than Never" ngak apa-apa deh klo kita baru mulai, anggaplah kondisi ini menjadi titik balik kita para guru untuk introspeksi diri. Tugas kita adalah mengantarkan anak-anak didik untuk siap menghadapi era yang lebih maju dari sekarang. Tapi apakah bisa jika kita masih meminta mereka menuliskan tugasnya dikertas lalu foto dan kirim ke Bapak/Ibu guru?
Ini era digital...
Selama siang ☺
Komentar
Posting Komentar