ANTOLOGI 2019
“Learning Is The Process Whereby Knowledge Is Created Through Experience”
Dari kemeren-kemaren pengen nulis tentang topik ini tapi masih ragu, penting banget apa ngak sih buat ditulis 😁
Finally yaa ditulis saja lha...
Saya dan teman-teman di KGN melewati satu semester atau 6 bulan terakhir di 2019 dengan menerbitkan beberapa buku antologi. Jadi ada pertanyaan nih, kok rajin banget buat buku antologi?
Klo diperhatikan sebenarnya ini merupakan bagian dari sebuah proses belajar...
Yaa, KGN yang founder-nya adalah guru-guru milenial memang mentaja kegiatan-kegiatan yang tak luput dari spirit of millennials. Anti mainstream memang...
Klo biasanya guru melalui tahapan pelatihan, baru menulis buku dan menerbitkannya, maka di KGN guru-guru merdeka untuk menulis, pernah ikut pelatihan atau tidak, punya pengalaman atau tidak, bahkan mau ikut cetak buku atau tidak, yaa bebas saja...
Karena berdasarkan analisa, kendala terberat bagi guru-guru dalam menulis bukanlah ketidaktahuannya tentang penulisan tetapi motivasi untuk menullis. Guru yang telah menamatkan pendidikannya, mengantongi gelar minimal sarjana, bahkan banyak juga yang sudah bergelar Master. Maka tentunya guru memiliki kompetensi yang tidak diragukan lagi untuk menulis.
Ada beragam genre tulisan. Dalam menulis tidak harus dipaksakan untuk bisa menguasai seluruhnya, klo passion-nya menulis ilmiah ya tidak usah memaksakan diri menulis fiksi... Pada buku Cerita Kemerdekaan bisa dilihat ada berbagai jenis tulisan, karna memang tujuan penerbitan buku ini untuk mengajak Bapak Ibu guru menulis, mendekatkan basic skill of literacy: reading and writing kepada guru-guru...
Alhamdulillah setelah buku Cerita Kemerdekaan terbit banyak respon positif.
“Oh, ternyata gampang yaa nulis buku...”
“Ini pengalaman pertama saya, ngak nyangka saya bisa punya buku..”
Selanjutnya KGN menerbitkan buku Antologi Cinta berjudul “Kupu-Kupu Syurga." Tema cinta diambil karna bersifat universal, cinta tidak hanya dipahami sebagi bentuk perasaan kepada pasangan, tetapi juga kepada anak, orangtua, pekerjaan dan cinta kepada Sang Khalik yang menganugerahkan rasa cinta pada manusia.
Tim KGN selalu melakukan analisis pada disetiap penerbitan buku. Kami mellihat berbagai motivasi guru dalam menulis. Di KGN anggota saling memotivasi agar selalu bersemangat untuk menulis.
Terlepas dari benar salah, kemauan guru untuk menulis yang bukan karena tuntutan naik pangkat, angka kredit atau sertifikat, haruslah diberi apresiasi. Bukankah guru sering mengatakan kepada anak didiknya, “Belajar itu yang dicari ilmunya, bukan nilai...” Nah, filosofi ini mestinya juga harus dipahami oleh guru dalam menulis.
Dalam proses pembelajaran guru juga selalu memotivasi anak didiknya, walau terkadang mereka melakukan kesalahan dalam belajar, guru tetap memberikan semangat agar anak didiknya tetap mau belajar. Begitu pun dengan menulis, guru-guru yang semangat untuk menulis mungkin sekali dua membuat kesalahan penulisan, editor juga, tapi kesalahan kecil adalah wajar dalam sebuah proses pembelajaran. Klo sudah perfect mungkin nantinya bisa jadi penulis sekaliber Tere Liye, Andrea Hirata, Ayu Utami atau Asma Nadia.
Bagi guru, menulis mestinya bukan hanya kegiatan yang dilakukan setiap mau naik pangkat saja. Menulis adalah kemampuan yang bisa dipelajari dan belajar adalah sebuah proses, long life process malah... Ngak bisa belajarnya sehari dua hari, punya satu dua buku terus mengklaim diri sebagai penulis. Karna penulis itu akan terus dan selalu menulis. Penulis tidak akan berhenti menulis, mulai dari tulisan panjang di buku atau sekedar tulisan singkat di medsos....
Seorang penulis ngak boleh merasa jadi yang paling pinter dan paling bener dalam menulis, lebih ngak boleh lagi merasa paling literat atau paling berkontribusi dalam pengembangan literasi. Penulis ngak boleh sombong, karna masing-masing penulis tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan.
Setelah Antologi Cinta, diibuku selanjutnya kami mulai membuat tema yang lebih spesifik tentang guru. Ini sekaligus mengajak guru untuk membuat tulisan yang sesuai dengan kualifikasinya. Guru tentunya memiliki banyak sekali pengalaman yang dapat dituliskan. Kami menerima tulisan tentang Cerita Seorang Guru (CSG), setiap bulannya buku CSG diterbitkan dan saat ini sudah terbit dua buku dengan judul: “Inovas Berbuah Prestasi” dan “Sinar Keteladanan”.
Alhamdulillah, tahap demi tahap yang dijalani akhirnya mulai memperlihatkan hasil, setelah belajar dan berlatih di buku Antologi, dalam kurun waktu 8 bulan, mulai Juli 2019 sampai Februari 2020 telah terbit beberapa buku karya guru, non guru dan siswa. Ada tujuh (7) buku antologi, dua (2) antologi siswa, tujuh (7) buku solo dan lima (5) buku dalam proses finishing. Semua yang dijalani adalah sebuah proses pembelajaran...
KGN yang dengan slogan-nya “Writing, Training, Sharing, Giving.” tidak hanya membantu guru dalam meningkatkan kompetensi literasi. Diawal terbentuknya KGN hadir untuk membantu memfasilitasi guru-guru madrasah Riau dalam mencari solusi bagi masalah-masalah yang ditemui dalam proses belajar mengajar. Namun banyaknya apresiasi dari teman-teman guru dan non guru membuat KGN saat ini terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar. Di sela-sala kesibukan pengurus dengan tugas utamanya sebagi guru, Insyaa Allah KGN terus berusaha untuk memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan, meski kecil, walau sedikit... Bukankah lebih baik menyalakan lilin dari pada mengutuk kegelapan?
“Motivation is what gets you started. Habit is what gets you keep goin.”
Mari terus belajar, terus berkarya, jangan berhenti, semoga selalu istiqomah...
Oya, jangan lupa NgoPi ☕
Komentar
Posting Komentar