SISWA JUARA
Selamat pagi...
Saya liat beberapa hari ini banyak postingan kebahagiaan atas prestasi anak-anak didik pada ujian akhir nasional ataupun lomba sains. Saya sebagai guru ikutan bahagia juga lho...
Sebenarnya tidak ada yang salah, wajar jika guru atau orang tua bahagia dengan pencapaian maksimal dari anak-anaknya. Tapi itu kok cuman beberapa orang ya? Terus yg lain bagaimana?
Misalnya saja, di sebuah kelas hanya ada satu, dua, atau beberapa anak yang nilainya sempurna atau menang lomba, apa gurunya bisa dikatakan guru oke dan profesional? Atau sebuah sekolah yang nilai rata-rata anaknya tinggi, apa mutlak sekolah tersebut dikatakan sekolah bagus? Lalu bgmn dgn orang tua, apa orang tua yang anaknya tidak mendapat nilai sempurna atau tidak menang lomba dikatakan orang tua yang gagal? Tentu saja tidak...
Sampai disini kita melihat bahwa semuanya hanya penilaian kognitif, sedangkan dalam sistem pendidikan kita kita juga punya penilaian afektif dan psikomotor.
Idealnya guru yg oke dan sekolah yang bagus itu adalah yang semua anaknya mendapat nilai sempurna disetiap aspek penilaian. Tapi sayangnya saat ini dunia pendidikan kita masih dalam proses menuju sebuah tatanan yang ideal...
Tak mengapa kita berbangga atas nilai-nilai tersebut, tapi janganlah lupa bahwa sejatinya tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Banyak yaa? Dan dari sekian banyak tujuan tersebut mendapat nilai yang tinggi bukanlah tujuan dari pendidikan. Imam Malik pernah berkata: "Pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu." Maha guru, Rasulallah Saw pun pernah bersabda: "Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak.” (HR. Al-Baihaqi). Jadi Bapak dan Ibu guru juga orang tua yang anaknya hanya mendapat nilai pas-pasan saja jangan juga bersedih...
Berbanggalah kita jika sebagai guru kita bisa mendidik siswa/i kita untuk menjadi anak yang berakhlak mulia dan menguasai bidang keilmuan (bukan mendapat nilai tinggi). Berbahagialah kita jika sebagai orang tua kita sudah menemukan sekolah yang menghargai anak-anak tidak hanya sebatas pencapaian nilai akademik tapi juga memberi penghargaan kepada anak-anak yang berakhlak baik, yang santun kepada guru, sopan dalam berpakaian, mentaati aturan, bisa mengajak teman-temannya berbuat baik, menjadi imam, senang berbagi, dan lainnya. Apresiasi yang tinggi mestinya diberikan kepada sekolah yang tidak hanya memiliki program peningkatan nilai akademis tapi juga pembentukan karakter atau akhlak mulia...
Mengutip tulisan guru saya, Imam Abu Hanifah pernah berkata: "Ilmu itu untuk diamalkan." Nilai ini telah semakin hilang. Karena ilmu dituntut untuk prestise, angka-angka di rapor atau ijazah. Maka, hilanglah keberkahannya. (U.Cho)
Semoga kita para guru dan orang tua dapat mendidik anak-anak kita menjadi generasi hebat karena sejatinya manusia yang paling baik itu bukan yang paling tinggi nilainya, tapi paling banyak kebermanfaatannya bagi sesama.
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad)
Wallahu a’lam bish-shawab...
Komentar
Posting Komentar