KEBUTUHAN EKSIS DI MEDIA SOSIAL



Masih yaa tentang postingan media sosial kita,,
Sadar atau pun tidak sebenarnya postingan di media sosial dapat menggambarkan posisi kita dalam memenuhi kebutuhan yang menurut teori Moslow terdiri dari beberapa tingkatan.
Saat dicetuskannya sekitar tahun 1940-1950 Maslow mengklasifikasikan tingkatan kebutuhan manusia menjadi 5 besar: Kebutuhan Dasar (Basic Needs), Keamanan (Safety Needs), Sosial (Social Needs), Penghormatan (Esteem Needs), dan Aktualisasi Diri (Self-Actualization).
Namun, hirarki kebutuhan ini telah banyak mengalami perubahan dan sekitar tahun 1970-an hirarki kebutuhan Maslow dilengkapi dengan kebutuhan kognitif dan astetik di bawah kebutuhan Self-Actualization. Hirarki kebutuhan bertambah dari awalnya 5 tingkatan menjadi 7 tingkatan, Hirarki kebutuhan kemudian dikembangkan kembali pada tahun 1990-an dengan menambahkan Transcendence Needs pada tingkat teratas melampai kebutuhan Self-Actualization.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kebutuhan manusia, anak-anak tingkat sekolah menengah biasanya menghafalkan 5 faktor yang mempengaruhi kebutuhan manusia, yaitu: faktor profesi, tingkat pendapatan, jenis kelamin, hobi dan kondisi alam. Namun ada beberapa faktor lain yang juga mempengaruhi kebutuhan manusia seperti: agama, adat istiadat, umur, peradaban, ditambah faktor pendidikan, teknologi, iklan dan mode.
Walaupun ada yang berpendapat bahwa teori ini tak lagi hakiki dengan kenyataan yang ada namun sampai saat ini teori inilah yang masih bisa menggambarkan bagaimana tingkatan kebutuhan manusia dan bagaimana kecendrungan manusia dalam memenuhi kebutuhannya...
Teori Abraham Maslow disebut juga dengan teori Dinamika-Holistik. Teori ini mengasumsikan keseluruhan kepribadian manusia yang termotivasikan secara konstan oleh suatu kebutuhan atau kebutuhan lainnya. Dalam teori ini juga menyatakan bahwa manusia memiliki potensi untuk tumbuh menuju kesehatan psikologis, yaitu self-actialization atau aktualisasi diri. Sekarang boleh lha yaa kita lihat korelasi antara postingan-postingan media sosial dengan Moslow Hierarchy of human needs...
Coba kita lihat postingan anak-anak sekolah atau keluarga muda yang baru berumah tangga, mereka cendrung men-share kegiatan seputar pemenuhan BASIC NEEDS-nya (physicological and safety needs), contoh: postingan bahagia dengan rumah baru, dll. Untuk kelompok di atasnya akan naik kepenuhan PHYSICOLOGICAL NEEDS (love-belongingness and Esteem) ini bisa dilihat dari postingan kebersamaan dengan keluarga atau teman-teman dan kelompok-kelompok sosialnya.
Sebagaimana kita ketahui umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kebutuhan, namun tidak melulu kita harus sampai pada umur tertentu untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita. Saat ini para millenial telah mendobrak pemikiran bahwa sukses baru bisa dicapai saat kita melewati usia 40 tahun. Millenial dengan slogannya "Young On The Top" banyak yang telah mampu memenuhi self esteem bahkan self actualization needs dan begitu pula sebaliknya tidak sedikit generasi dibawahnya yang masih stag di basic needs...
Terlalu banyak memposting kegiatan hangout misalnya, bisa jadi mencerminkan bahwa kita masih dalam tingkatan love-belongingness karena bagi yang sudah naik lavel biasanya postingannya lebih mencerminkan dirinya sebagai pribadi yang profesional. Hal ini bisa dilihat dari foto atau tulisan-tulisan pribadinya (tidak copas yaa). Pada tingkatan esteem terdapat beberapa indikator seperti: kepercayaan diri, kemandirian, kehormatan, apresiasi, dan penghargaan dari orang lain (personal recognation) dan mungkin ini bukan tentang group recognation, karna dalam group recognation tidak bisa diukur besaran kontribusi kita, misal: kesuksesan perusahaan.
Lebih jauh lagi dilihat dari hirarki kebutuhan, manusia akan naik memenuhi kebutuhan cognitive dan aesthetic. Jika pendidikan dasar dan menengah saat ini masuk dalam kategori basic needs, maka pendidikan tinggi masuk dalam cognitive needs selain melalui jalur pendidikan formal, saat ini orang-orang semakin rajin belajar dengan berbagai metode karna mereka menyadari bahwa menjadi smart itu adalah kebutuhan. Aesthetic needs juga dapat dilihat dari kebutuhan berpakaian, sekedar berpakaian adalah basic needs tapi saat kita memilih brand tertentu maka kita berada pada tingkatan aesthetic, kita ingin pakaian yang indah, ingin terlihat cantik dan langsing (langsing ini khusus buat saya aja yaa ðŸ˜…)
Terakhir Maslow memperbarui sendiri teorinya dengan menambah satu kebutuhan tertinggi manusia yaitu self transcendence sebagai puncak kebutuhan manusia. Banyak kita jumpai orang-orang di puncak pencapaian karirnya, banyak yang menjadi filantropis. Menjadi dermawan dan menyumbangkan banyak hartanya untuk orang lain. Mereka banyak memikirkan orang lain dan membantu orang lain merupakan sebuah kebutuhan. Jika sampai pada tingkatan ini maka, konsep hidup mereka lebih “kaya”. Bukan lagi tentang diri pribadi, tapi menyadari bahwa dirinya dan lingkungan, bahkan semesta adalah satu keterkaitan. Orang yang berada pada tingkatan transcendence tidak lagi memposting tentang kegiatan pribadinya, postingannya lebih kepada keterlibatan personalnya pada berbagai kegiatan sosial non profit...
Nah sekarang coba diliat lagi postingan-postingan kita di media sosial, alih-alih berusaha untuk terlihat eksis, postingan kita malah bisa mencerminkan tentang bagaimana posisi dan kemampuan kita dalam memenuhi kebutuhan menurut moslow, lho...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemberi Inspirasi (Resensi Buku "Gurunya Manusia")

SCIENCE CLUB EKONOMI MAN 1 PEKANBARU : Belajar bersama, berprestasi, dan bahagia !!!

KARIER PROTEAN GURU