PERAN GURU MADRASAH DALAM MENGHADAPI TANTANGAN MEA




KTT ASEAN ke-9 tahun 2003 menghasilkan kesepakatan BALI CONCORD II dengan 3 (tiga) pilar pencapaian Visi ASEAN 2020 yaitu Ekonomi, Sosial Budaya dan Politik Keamanan. Dalam bidang ekonomi, dibentuklah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA adalah sebuah agenda integrasi ekonomi negara-negara ASEAN yang bertujuan untuk menjawab tantangan di dalam melakukan kegiatan ekonomi lintas kawasan, misalnya dalam perdagangan barang, jasa, dan investasi. Penanaman modal asing sangat dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan di ASEAN sehingga akan meningkatkan kesejahteraan.

Pembentukan pasar tunggal yang diistilahkan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara, dan tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional. Oleh karena itu, MEA secara langsung akan memengaruhi kualitas tenaga ahli di Indonesia. Dalam menghadapi persaingan yang teramat ketat dalam MEA ini, negara-negara ASEAN haruslah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang trampil, cerdas, dan kompetitif.

Kualitas karakter, kemampuan literasi, dan kompetensi merupakan tiga komponen keterampilan utuh yang dibutuhkan oleh anak-anak Indonesia di abad 21. Dalam pidatonya pada peringatan Hari Pendidikan Nasional tahhun 2016, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI mengharapkan dukungan para guru untuk memastikan bahwa apa yang dipelajari oleh anak-anak Indonesia saat ini adalah apa yang memang mereka butuhkan untuk menjawab tantangan jamannya, termasuk untuk menjawab tantangan MEA. Kesiapan menghadapi tantangan di era MEA tidak luput dari peran guru profesional  sebagai pencetak para sumber daya manusia yang kelak akan menjadi pelaku di era MEA.


Guru Madrasah sebagai tenaga pendidik yang bertugas di Madrasah memiliki kewajiban dalam mempersiapkan peserta didik yang terampil, berakhlakul karimah dan mampu bersaing di era MEA. Madrasah sebagai sekolah yang mengkombinasikan kurikulum nasional dan agama merupakan tempat sangat tepat untuk membekali peserta didik dengan kualitas kompetensi dan kualitas akhlak (karakter) yang diperlukan di era MEA, jika peserta didik memiliki dua kompetensi diatas, maka negara akan memiliki SDM yang dapat bersaing dengan negara lain. Selain itu, kualitas pendidikan yang baik juga diperlukan untuk mencetak sumber daya manusia yang unggul untuk menjadi pelaku pasar dan mencetak tenaga profesional yang handal karna tanpa kualitas pendidikan yang baik, maka SDM Indonesia hanya akan menjadi buruh dengan upah murah.

Guru sebagai pelaku dalam dunia pendidikan memegang peranan penting dalam menentukan kualitas pendidikan. Agar dapat menciptakan peserta didik yang berkualitas, guru harus memiliki empat kompetensi dasar, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial. Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik, kompetensi ini akan menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya, maka kompetensi ini menjadi kompetensi utama diantara kompetensi lainnya.

Menurut Mendikbud Anies Baswedan, dunia saat ini adalah dunia yang sangat berbeda dengan dunia beberapa dekade lalu. Perubahan terjadi begitu cepat dalam skala eksponensial yang tidak pernah ditemui dalam sejarah umat manusia sebelumnya. Revolusi teknologi menjadi pendorong lompatan perubahan yang akan berpengaruh pada cara hidup, cara bekerja, dan tentu saja, cara belajar. Guru diharapkan dapat menciptakan proses pembelajaran yang kreatif, efektif, dan bermakna yang menyenangkan (joyful teaching and learning). Karna dengan pembelajaran yang menyenangkan diharap kualitas pendidikan dapat meningkat, jika siswa memperoleh pengalaman dari pembelajaran yang menyenangkan, diharapkan mereka akan menjadi pembelajar sejati yang tangguh dan dapat bersaing di era MEA.

Kompetensi lain yang harus dimiliki guru adalah kompetensi profesional, kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan dan kemauan guru untuk mengikuti perkembangan ilmu. Guru profesional adalah guru yang dapat memilih dan menggunakan metode mengajar yang tepat untuk menghasilkan proses belajar mengajar yang lebih baik, efektif, dan efisien. Memiliki kompetensi profesional sudah menjadi suatu keharusan bagi guru untuk melahirkan peserta didik yang mampu menghadapi masalah-masalah Abad 21 yang kompleks dan tidak terstruktur. Peserta didik membutuhkan kompetensi kemampuan kreativitas, kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah, kemampuan komunikasi serta kemampuan kolaborasi yang hanya bisa mereka dapatkan jika mereka memilki guru yang profesional.

Kompetensi kepribadian guru merupakan kompetensi personal, yaitu kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik. Sedangkan kompetensi sosial adalah kemampuan guru dalam membina dan mengembangkan interaksi sosial baik sebagai tenaga profesional maupun sebagai anggota masyarakat Derasnya arus informasi yang sulit dibendung akan berpengaruh pada sikap dan perilaku sosial peserta didik, maka sudah menjadi keharusan bagi guru untuk memiliki kompetensi kepribadian dan sosial yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa agar menjadi teladan bagi peserta didik, karena guru yang memiliki kepribadian yang baik menjadi sumber inspirasi bagi peserta didik. Kompetensi sosial guru diperlukan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang baik dan siap dalam menghadapi tantangan kehidupan di era MEA.

Terbentuknya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) merupakan sebuah tantangan, guru wajib memiliki empat kompetensi yakni kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial agar mampu menjawab tantangan tersebut. Guru harus meningkatkan kualitas diri dan menguasai berbagai bidang ilmu, seperti teknologi informatika, bahasa asing, filsafat dan lainnya, karena dari guru yang berkualitas diharapkan Indonesia bisa memiliki SDM yang dapat berkompetisi di era MEA. 

Artikel ini dapat diterbitkan di Majalah DINAMIS Edisi MEi 2016 dan dapat dilihat di :  http://riau.kemenag.go.id/file/file/MAJALAHDINAMIS/ascn1465523858.pdf

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemberi Inspirasi (Resensi Buku "Gurunya Manusia")

SCIENCE CLUB EKONOMI MAN 1 PEKANBARU : Belajar bersama, berprestasi, dan bahagia !!!

KARIER PROTEAN GURU