FILSAFAT PENDIDIKAN
Dalam mempelajari Ilmu
Filsafat, terdapat tiga filsafat pendidikan yaitu ; filsafat pendidikan progresivisme, filsafat
pendidikan esensialisme,
dan filsafat pendidikan perenialisme. Berikut adalah resume dari materi
perkuliahan Ilmu Filsafat.
Filsafat pendidikan
yang pertama adalah filsafat pendidikan “Progresivisme”, aliran filsafat ini
didukung oleh aleh filsafat pragmatisme. Pengalaman dan nilai bersifat dinamis
dan berubah sesuai perkembangan zaman. Menurut aliran ini kurikulum yang baik
adalah kurikulum yang eksperimental, kurikulum dibuat sesuai dengan kebutuhan.
Di Indonesia kurikulum
sering kali berubah, tetapi perubahan kurikulum di Indonesia bukan karena
mengacu pada aliran progresifisme pendidikan melainkan lebih karena kepentingan
politik. Perubahan kurikulum di Indonesia sering kali berbarengan dengan
perubahan kekuaasaan hingga ada ungkapan “Jika mentri berubah, maka kurikulum
pun berubah.” Kurikulum terbaru di Indonesia adalah kurikulum 2013 atau yang
lebih dikenal dengan K13. K13 ini adalah contoh perubahan kurikulum yang
terkesan terburu-buru, berbeda dengan negara tetangga kita Malaysia, untuk
perubahan kurikulum sudah disiapkan dari jauh-jauh hari.
Aliran filsafat pendidikan
yang selanjutnya adalah “Esensialisme”, aliran filsafat ini didukung oleh
aliran idealisme dan realisme dengan tokoh idealisme-nya Plato. Plato
mengemukan tentang idenya yang tetap dan tidak mengalami perubahan sementara kenyataannya ide-ide itu berubah berubah
sesuai dengan kondisi zaman. Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu
filsafat yang mengagungkan jiwa.
Menurut
aliran idealisme yang dikemukakan Plato, cita adalah gambaran asli yang semata-mata
bersifat rohani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (cita) dengan
bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Dari pertemuan antara jiwa dan
cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta
menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Sebagai contoh cita-cita yaitu
cita-cita Bapak Isjoni untuk menjadi guru, menjadi guru merupakan panggilan
dari hati nurani dan saat ini telah tercapai apa yang di cita-citakan.
Aliran
filsafat idealisme realistis mengemukakan bahwa orang yang berhasil adalah
orang yang mempunyai mimpi dan kreatif, jalan untuk membentuk masyarakat
menjadi stabil adalah menentukan kedudukan yang pasti bagi setiap orang menurut
kapasitas masing-masing dalam masayarakat. Sebagai contoh, seseorang sewaktu
menjadi pejabat merupakan pejabat yang sangat idealis, sehingga setelah tidak
menjabat pun tetap idealis.
Filsafat
pendidikan yang terakhir adalah “Perenialisme” yang didukung oleh aliran
idealisme. Pekerjaan rohani berupa angan-angan untuk mewujudkan cita-cita yang
arealnya merupakan lapangan metafisis di luar alam yang nyata dengan arti
sasaran untuk mewujudkan suatu visi yang lebih jauh jangkauannya, yaitu intuisi
dengan melihat kenyataan bukan sebagai materi yang tak dapat dikenal, melainkan
dunia daya hidup yang kreatif. Orang tua mempunyai kewajiban untuk mendukung
dan mengarahkan cita-cita anak.
Artikel ini dapat juga dibaca di : http://www.kompasiana.com/atikahhermansyah/filsafat-pendidikan_576e4ed7147b61a512fda7fa
Komentar
Posting Komentar