KENAPA HARUS BELAJAR PLH ?
Saat ini dunia
sedang menghadapi masalah lingkungan yang serius. Terdapat sembilan masalah
lingkungan yang utama, yang kita hadapi seperti perubahan iklim global,
pengelolaan limbah, kelangkaan air, ledakan penduduk, menipisnya sumber daya
alam, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, peningkatan polusi
dan kemiskinan. Kondisi lingkungan yang sungguh memprihatinkan dan dari waktu
ke waktu terus mengalami penurunan, serta gejala-gejala alam yang menunjukkan
hal itu telah nampak semakin jelas. Semakin tingginya suhu bumi dan musim yang
sulit untuk diprediksi merupakan contoh gejala yang kita rasakan dari semakin
rusaknya lingkungan bumi. Bencana banjir yang silih berganti menerjang wilayah
Indonesia pada umumnya dan Riau Khususnya, sebagai indikasi nyata rusaknya alam
di negara kita.
Berangkat
dari permasalahan tersebut, diharapkan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) dapat
menjadi salah satu solisi agar terjadi perubahan sehingga permasalahan-permasalah
yang timbul akibat dari kerusakan lingkungan dapat teratasi. Namun,
implementasi dilapangan tidaklah sederhana karena dalam pembelajaran pendidikan
lingkungan hidup, yang dihadapi adalah anak-anak dengan beragam karakter. Anak-anak
memiliki pikiran dan rasa yang keduanya harus digunakan selaras, karena tanpa
keduanya proses pembelajaran sulit untuk dilaksanakan di sekolah. Oleh karena
itu pembelajaran pendidikan lingkungan hidup harus dimulai dari hati. Karena tanpa
sikap dan mental yang tepat, semua pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
hanyalah akan menjadi percuma.
Pengertian
tentang pendidikan lingkungan hidup dirumuskan dalam konvensi UNESCO di Tbilisi
tahun 1997, yaitu merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menciptakan suatu
masyarakat dunia yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan
masalah-masalah yang terkait di dalamnya serta memiliki pengetahuan, motivasi,
komitmen, dan keterampilan untuk bekerja, baik secara perorangan maupun
kolektif dalam mencari alternatif atau memberi solusi terhadap permasalahan
lingkungan hidup yang ada sekarang dan untuk menghindari timbulnya
masalah-masalah lingkungan hidup baru.
Sekolah yang
merupakan institusi pendidikan berperan besar dalam membentuk watak seorang peserta
didik. Dimana guru sebagai fasilitator dapat membimbing peserta didik untuk
mempelajari pendidikan lingkungan hidup baik pembelajaran yang bersifat
monolitik ataupun terintegrasi dalam semua mata pelajaran di sekolah. Begitu
pula guru sebagai sosok yang diteladani oleh peserta didik, dalam kaitannya
dengan pendidikan lingkungan hidup, seorang guru atau institusi pendidikan
perlu memberikan ajakan-ajakan moral serta memberikan contoh nyata agar peserta
didik dapat mencintai dan menjaga lingkungan dalam berbagai kesempatan. Dengan
adanya pembelajaran pendidikan lingkungan hidup, diharapkan peserta didik
memiliki etika dan moralitas yang benar di dalam memandang lingkungan
hidup dalam interaksinya dalam kehidupan, memperoleh pengetahuan dasar dan permasalahan
tentang lingkungan, mengubah perilaku dan sikap yang dapat merugikan alam dan mengetahui
bagaimana pentingnya menjaga kelestarian bumi agar terhindar dari kerusakan.
Marilah kita
memulai tindakan nyata untuk peduli terhadap lingkungan. Untuk membangkitkan
kesadaran terhadap lingkungan hidup, proses yang paling penting dan harus
dilakukan sekali lagi adalah dengan menyentuh hati. Jika proses penyadaran
telah terjadi dan perubahan pola pikir serta pola sikap terhadap lingkungan
telah terbentuk, maka selanjutnya dapat dilakukan peningkatan pengetahuan dan
pemahaman mengenai lingkungan hidup, serta peningkatan keterampilan dalam
mengelola lingkungan hidup.
Mari belajar PLH..
Artikel ini diterbitkan di Harian Pekanbaru Pos, dan juga dapat di baca di :
http://www.kompasiana.com/atikahhermansyah/kenapa-harus-belajar-plh_57139112d17a61fd04e149af
http://www.kompasiana.com/atikahhermansyah/kenapa-harus-belajar-plh_57139112d17a61fd04e149af
Saat ini dunia sedang menghadapi masalah lingkungan yang serius.
Terdapat sembilan masalah lingkungan yang utama, yang kita hadapi
seperti perubahan iklim global, pengelolaan limbah, kelangkaan air,
ledakan penduduk, menipisnya sumber daya alam, kepunahan tumbuhan dan
hewan, kerusakan habitat alam, peningkatan polusi dan kemiskinan.
Kondisi lingkungan yang sungguh memprihatinkan dan dari waktu ke waktu
terus mengalami penurunan, serta gejala-gejala alam yang menunjukkan hal
itu telah nampak semakin jelas. Semakin tingginya suhu bumi dan musim
yang sulit untuk diprediksi merupakan contoh gejala yang kita rasakan
dari semakin rusaknya lingkungan bumi. Bencana banjir yang silih
berganti menerjang wilayah Indonesia pada umumnya dan Riau Khususnya,
sebagai indikasi nyata rusaknya alam di negara kita.
Berangkat dari permasalahan tersebut, diharapkan Pendidikan Lingkungan
Hidup (PLH) dapat menjadi salah satu solisi agar terjadi perubahan
sehingga permasalahan-permasalah yang timbul akibat dari kerusakan
lingkungan dapat teratasi. Namun, implementasi dilapangan tidaklah
sederhana karena dalam pembelajaran pendidikan lingkungan hidup, yang
dihadapi adalah anak-anak dengan beragam karakter.
Anak-anak memiliki pikiran dan rasa yang keduanya harus digunakan
selaras, karena tanpa keduanya proses pembelajaran sulit untuk
dilaksanakan di sekolah. Oleh karena itu pembelajaran pendidikan
lingkungan hidup harus dimulai dari hati. Karena tanpa sikap dan mental
yang tepat, semua pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki hanyalah
akan menjadi percuma.
Pengertian tentang pendidikan lingkungan hidup dirumuskan dalam konvensi
UNESCO di Tbilisi tahun 1997, yaitu merupakan suatu proses yang
bertujuan untuk menciptakan suatu masyarakat dunia yang memiliki
kepedulian terhadap lingkungan dan masalah-masalah yang terkait di
dalamnya serta memiliki pengetahuan, motivasi, komitmen, dan
keterampilan untuk bekerja, baik secara perorangan maupun kolektif dalam
mencari alternatif atau memberi solusi terhadap permasalahan lingkungan
hidup yang ada sekarang dan untuk menghindari timbulnya masalah-masalah
lingkungan hidup baru.
Sekolah yang merupakan institusi pendidikan berperan besar dalam
membentuk watak seorang peserta didik. Dimana guru sebagai fasilitator
dapat membimbing peserta didik untuk mempelajari pendidikan lingkungan
hidup baik pembelajaran yang bersifat monolitik ataupun terintegrasi
dalam semua mata pelajaran di sekolah. Begitu pula guru sebagai sosok
yang diteladani oleh peserta didik, dalam kaitannya dengan pendidikan
lingkungan hidup, seorang guru atau institusi pendidikan perlu
memberikan ajakan-ajakan moral serta memberikan contoh nyata agar
peserta didik dapat mencintai dan menjaga lingkungan dalam berbagai
kesempatan.
Dengan adanya pembelajaran pendidikan lingkungan hidup, diharapkan
peserta didik memiliki etika dan moralitas yang benar di dalam
memandang lingkungan hidup dalam interaksinya dalam kehidupan,
memperoleh pengetahuan dasar dan permasalahan tentang lingkungan,
mengubah perilaku dan sikap yang dapat merugikan alam dan mengetahui
bagaimana pentingnya menjaga kelestarian bumi agar terhindar dari
kerusakan.
Marilah kita memulai tindakan nyata untuk peduli terhadap lingkungan.
Untuk membangkitkan kesadaran terhadap lingkungan hidup, proses yang
paling penting dan harus dilakukan sekali lagi adalah dengan menyentuh
hati. Jika proses penyadaran telah terjadi dan perubahan pola pikir
serta pola sikap terhadap lingkungan telah terbentuk, maka selanjutnya
dapat dilakukan peningkatan pengetahuan dan pemahaman mengenai
lingkungan hidup, serta peningkatan keterampilan dalam mengelola
lingkungan hidup.
Mari belajar PLH....
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/atikahhermansyah/kenapa-harus-belajar-plh_57139112d17a61fd04e149af
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/atikahhermansyah/kenapa-harus-belajar-plh_57139112d17a61fd04e149af
Saat ini dunia sedang menghadapi masalah lingkungan yang serius.
Terdapat sembilan masalah lingkungan yang utama, yang kita hadapi
seperti perubahan iklim global, pengelolaan limbah, kelangkaan air,
ledakan penduduk, menipisnya sumber daya alam, kepunahan tumbuhan dan
hewan, kerusakan habitat alam, peningkatan polusi dan kemiskinan.
Kondisi lingkungan yang sungguh memprihatinkan dan dari waktu ke waktu
terus mengalami penurunan, serta gejala-gejala alam yang menunjukkan hal
itu telah nampak semakin jelas. Semakin tingginya suhu bumi dan musim
yang sulit untuk diprediksi merupakan contoh gejala yang kita rasakan
dari semakin rusaknya lingkungan bumi. Bencana banjir yang silih
berganti menerjang wilayah Indonesia pada umumnya dan Riau Khususnya,
sebagai indikasi nyata rusaknya alam di negara kita.
Berangkat dari permasalahan tersebut, diharapkan Pendidikan Lingkungan
Hidup (PLH) dapat menjadi salah satu solisi agar terjadi perubahan
sehingga permasalahan-permasalah yang timbul akibat dari kerusakan
lingkungan dapat teratasi. Namun, implementasi dilapangan tidaklah
sederhana karena dalam pembelajaran pendidikan lingkungan hidup, yang
dihadapi adalah anak-anak dengan beragam karakter.
Anak-anak memiliki pikiran dan rasa yang keduanya harus digunakan
selaras, karena tanpa keduanya proses pembelajaran sulit untuk
dilaksanakan di sekolah. Oleh karena itu pembelajaran pendidikan
lingkungan hidup harus dimulai dari hati. Karena tanpa sikap dan mental
yang tepat, semua pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki hanyalah
akan menjadi percuma.
Pengertian tentang pendidikan lingkungan hidup dirumuskan dalam konvensi
UNESCO di Tbilisi tahun 1997, yaitu merupakan suatu proses yang
bertujuan untuk menciptakan suatu masyarakat dunia yang memiliki
kepedulian terhadap lingkungan dan masalah-masalah yang terkait di
dalamnya serta memiliki pengetahuan, motivasi, komitmen, dan
keterampilan untuk bekerja, baik secara perorangan maupun kolektif dalam
mencari alternatif atau memberi solusi terhadap permasalahan lingkungan
hidup yang ada sekarang dan untuk menghindari timbulnya masalah-masalah
lingkungan hidup baru.
Sekolah yang merupakan institusi pendidikan berperan besar dalam
membentuk watak seorang peserta didik. Dimana guru sebagai fasilitator
dapat membimbing peserta didik untuk mempelajari pendidikan lingkungan
hidup baik pembelajaran yang bersifat monolitik ataupun terintegrasi
dalam semua mata pelajaran di sekolah. Begitu pula guru sebagai sosok
yang diteladani oleh peserta didik, dalam kaitannya dengan pendidikan
lingkungan hidup, seorang guru atau institusi pendidikan perlu
memberikan ajakan-ajakan moral serta memberikan contoh nyata agar
peserta didik dapat mencintai dan menjaga lingkungan dalam berbagai
kesempatan.
Dengan adanya pembelajaran pendidikan lingkungan hidup, diharapkan
peserta didik memiliki etika dan moralitas yang benar di dalam
memandang lingkungan hidup dalam interaksinya dalam kehidupan,
memperoleh pengetahuan dasar dan permasalahan tentang lingkungan,
mengubah perilaku dan sikap yang dapat merugikan alam dan mengetahui
bagaimana pentingnya menjaga kelestarian bumi agar terhindar dari
kerusakan.
Marilah kita memulai tindakan nyata untuk peduli terhadap lingkungan.
Untuk membangkitkan kesadaran terhadap lingkungan hidup, proses yang
paling penting dan harus dilakukan sekali lagi adalah dengan menyentuh
hati. Jika proses penyadaran telah terjadi dan perubahan pola pikir
serta pola sikap terhadap lingkungan telah terbentuk, maka selanjutnya
dapat dilakukan peningkatan pengetahuan dan pemahaman mengenai
lingkungan hidup, serta peningkatan keterampilan dalam mengelola
lingkungan hidup.
Mari belajar PLH....
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/atikahhermansyah/kenapa-harus-belajar-plh_57139112d17a61fd04e149af
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/atikahhermansyah/kenapa-harus-belajar-plh_57139112d17a61fd04e149af
Saat ini dunia sedang
menghadapi masalah lingkungan yang serius. Terdapat sembilan masalah
lingkungan yang utama, yang kita hadapi seperti perubahan iklim global,
pengelolaan limbah, kelangkaan air, ledakan penduduk, menipisnya sumber
daya alam, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam,
peningkatan polusi dan kemiskinan.
Kondisi lingkungan yang sungguh memprihatinkan dan dari waktu ke waktu
terus mengalami penurunan, serta gejala-gejala alam yang menunjukkan hal
itu telah nampak semakin jelas. Semakin tingginya suhu bumi dan musim
yang sulit untuk diprediksi merupakan contoh gejala yang kita rasakan
dari semakin rusaknya lingkungan bumi. Bencana banjir yang silih
berganti menerjang wilayah Indonesia pada umumnya dan Riau Khususnya,
sebagai indikasi nyata rusaknya alam di negara kita.
Berangkat dari permasalahan tersebut, diharapkan Pendidikan Lingkungan
Hidup (PLH) dapat menjadi salah satu solisi agar terjadi perubahan
sehingga permasalahan-permasalah yang timbul akibat dari kerusakan
lingkungan dapat teratasi. Namun, implementasi dilapangan tidaklah
sederhana karena dalam pembelajaran pendidikan lingkungan hidup, yang
dihadapi adalah anak-anak dengan beragam karakter.
Anak-anak memiliki pikiran dan rasa yang keduanya harus digunakan
selaras, karena tanpa keduanya proses pembelajaran sulit untuk
dilaksanakan di sekolah. Oleh karena itu pembelajaran pendidikan
lingkungan hidup harus dimulai dari hati. Karena tanpa sikap dan mental
yang tepat, semua pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki hanyalah
akan menjadi percuma.
Pengertian tentang pendidikan lingkungan hidup dirumuskan dalam konvensi
UNESCO di Tbilisi tahun 1997, yaitu merupakan suatu proses yang
bertujuan untuk menciptakan suatu masyarakat dunia yang memiliki
kepedulian terhadap lingkungan dan masalah-masalah yang terkait di
dalamnya serta memiliki pengetahuan, motivasi, komitmen, dan
keterampilan untuk bekerja, baik secara perorangan maupun kolektif dalam
mencari alternatif atau memberi solusi terhadap permasalahan lingkungan
hidup yang ada sekarang dan untuk menghindari timbulnya masalah-masalah
lingkungan hidup baru.
Sekolah yang merupakan institusi pendidikan berperan besar dalam
membentuk watak seorang peserta didik. Dimana guru sebagai fasilitator
dapat membimbing peserta didik untuk mempelajari pendidikan lingkungan
hidup baik pembelajaran yang bersifat monolitik ataupun terintegrasi
dalam semua mata pelajaran di sekolah. Begitu pula guru sebagai sosok
yang diteladani oleh peserta didik, dalam kaitannya dengan pendidikan
lingkungan hidup, seorang guru atau institusi pendidikan perlu
memberikan ajakan-ajakan moral serta memberikan contoh nyata agar
peserta didik dapat mencintai dan menjaga lingkungan dalam berbagai
kesempatan.
Dengan adanya pembelajaran pendidikan lingkungan hidup, diharapkan
peserta didik memiliki etika dan moralitas yang benar di dalam
memandang lingkungan hidup dalam interaksinya dalam kehidupan,
memperoleh pengetahuan dasar dan permasalahan tentang lingkungan,
mengubah perilaku dan sikap yang dapat merugikan alam dan mengetahui
bagaimana pentingnya menjaga kelestarian bumi agar terhindar dari
kerusakan.
Marilah kita memulai tindakan nyata untuk peduli terhadap lingkungan.
Untuk membangkitkan kesadaran terhadap lingkungan hidup, proses yang
paling penting dan harus dilakukan sekali lagi adalah dengan menyentuh
hati. Jika proses penyadaran telah terjadi dan perubahan pola pikir
serta pola sikap terhadap lingkungan telah terbentuk, maka selanjutnya
dapat dilakukan peningkatan pengetahuan dan pemahaman mengenai
lingkungan hidup, serta peningkatan keterampilan dalam mengelola
lingkungan hidup.
Mari belajar PLH....
Atikah Hermansyah
/atikahhermansyah
Selengkapnya...
IKUTI
Share
1
0
0
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/atikahhermansyah/kenapa-harus-belajar-plh_57139112d17a61fd04e149af
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/atikahhermansyah/kenapa-harus-belajar-plh_57139112d17a61fd04e149af
Komentar
Posting Komentar