Hari Bumi dan PLH
Tanggal
22 April diperingati sebagai Hari Bumi Sedunia, peringatan ini dilakukan secara secara global setiap tahunya oleh 175
negara dan telah dikoordinasi oleh Jaringan Hari Bumi atau Earth Day Network. Hari
Bumi atau Earth Day merupakan suatu gerakan global untuk mengkampanyekan
peningkatan kesadaran dan apresiasi terhadap bumi serta peduli terhadap lingkungan hidup. Peringatan Hari Bumi diselenggarakan
pertama kali pada 22 April 1970 di Amerika Serikat. Hari Bumi dicanangkan oleh
Senator Amerika Serikat, Gaylord Nelson, pada tahun 1970 dengan tujuan untuk
meningkatkan apresiasi dan kesadaran manusia terhadap planet yang ditinggalinya
saat ini yaitu bumi.
Saat ini bumi
sedang menghadapi masalah lingkungan yang serius. Terdapat beberapa masalah
lingkungan yang utama, yang kita hadapi seperti perubahan iklim global,
pengelolaan limbah, kelangkaan air, ledakan penduduk, menipisnya sumber daya
alam, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, peningkatan polusi
dan kemiskinan. Kegiatan kita di atas bumi ini sangat bergantung pada
lingkungan. Hal itu karena segala sesuatu yang kita butuhkan untuk dapat
mempertahankan hidup berasal dari lingkungan. Namun, sangat disayangkan apabila
kita menyaksikan kenyataan saat ini. Tuntutan untuk memenuhi segala kebutuhan
hidup sering kali membuat kita lupa. Segala hal yang terdapat di alam kita
kuras habis, tanpa memikirkan akibatnya bagi diri kita dan makhluk hidup
lainnya.
Kondisi
lingkungan yang sungguh memprihatinkan dan dari waktu ke waktu terus mengalami
penurunan, serta gejala-gejala alam yang menunjukkan hal itu telah nampak
semakin jelas. Semakin tingginya suhu bumi dan musim yang sulit utuk diprediksi
merupakan contoh gejala yang kita rasakan dari semakin rusaknya lingkungan
bumi. Bencana banjir yang silih berganti menerjang wilayah Indonesia pada
umumnya dan Riau Khususnya, juga merupakan indikasi nyata rusaknya alam di
negara kita. Berbagai kerusakan lingkungan hidup di bumi telah
menyebabkan penurunan kualitas lingkungan. Kerusakan lingkungan disebabkan oleh
dua faktor, kerusakan lingkungan akibat peristiwa alam dan akibat aktivitas manusia.
Diperlukan kesadaran untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup, hal ini tidak
hanya tanggung jawab perorangan saja tapi merupakan tanggung jawab bersama dari
seluruh pihak baik, swasta, lembaga swadaya masyarakat mapupun
pemerintah. Kesadaran untuk melestarikan lingkungan hidup juga harus
ditanamkan sedari dini .
Berangkat
dari permasalahan tersebut, diharapkan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) dapat
menjadi salah satu solisi agar terjadi perubahan sehingga permasalahan-permasalah
yang timbul akibat dari kerusakan lingkungan dapat teratasi. Namun,
implementasi dilapangan tidaklah sederhana karena dalam pembelajaran pendidikan
lingkungan hidup, yang dihadapi adalah anak-anak dengan beragam karakter. Anak-anak
memiliki pikiran dan rasa yang keduanya harus digunakan selaras, karena tanpa
keduanya proses pembelajaran sulit untuk dilaksanakan di sekolah. Pembelajaran
pendidikan lingkungan hidup harus dimulai dari hati. Karena tanpa sikap dan
mental yang tepat, semua pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki hanyalah
akan menjadi percuma.
Pengertian
tentang pendidikan lingkungan hidup dirumuskan dalam konvensi UNESCO di Tbilisi
tahun 1997, yaitu merupakan suatu proses yang bertujuan untuk menciptakan suatu
masyarakat dunia yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan
masalah-masalah yang terkait di dalamnya serta memiliki pengetahuan, motivasi,
komitmen, dan keterampilan untuk bekerja, baik secara perorangan maupun
kolektif dalam mencari alternatif atau memberi solusi terhadap permasalahan
lingkungan hidup yang ada sekarang dan untuk menghindari timbulnya
masalah-masalah lingkungan hidup baru.
Sekolah merupakan
institusi pendidikan yang berperan besar dalam membentuk watak seorang peserta
didik. Dimana guru sebagai fasilitator dapat membimbing peserta didik untuk
mempelajari pendidikan lingkungan hidup baik pembelajaran yang bersifat
monolitik ataupun terintegrasi dalam semua mata pelajaran di sekolah. Dalam
kaitannya dengan pendidikan lingkungan hidup, guru sebagai sosok yang
diteladani oleh peserta didik perlu memberikan ajakan-ajakan moral serta
memberikan contoh nyata agar peserta didik dapat mencintai dan menjaga
lingkungan dalam berbagai kesempatan. Dengan adanya pembelajaran pendidikan
lingkungan hidup, diharapkan peserta didik memiliki etika dan moralitas yang
benar di dalam memandang lingkungan hidup dalam interaksinya dalam
kehidupan, memperoleh pengetahuan dasar dan permasalahan tentang lingkungan, mengubah
perilaku dan sikap yang dapat merugikan alam dan mengetahui bagaimana pentingnya
menjaga kelestarian bumi agar terhindar dari kerusakan.
Bertepatan
dengan momen peringatan Hari Bumi tahun ini, marilah kita tanamkan kesadaran
untuk melestarikan lingkungan hidup sedari dini dan memulai tindakan nyata untuk melestarikan
lingkungan. Selain melalui kegiatan pembelajaran formal di sekolah dan melakukan
kampanye untuk mengajak masyarakat lebih peduli serta menyintai bumi, banyak
hal dan kegiatan yang bisa dilakukan dalam rangka memperingati Hari Bumi. Beberapa
kegiatan tersebut diantaranya adalah :
·
Kegiatan 3R (reuse, reduce, dan recycle),
sampai sekarang kegiatan 3R masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan
menangani sampah dengan berbagai permasalahannya. Penerapan sistem 3R dapat
dilaksanakan oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-hari.
·
Penghematan Energi, penggunaan energi menjadi salah
satu penyebab terbesar emisi rumah kaca. Saat ini sumber energi dunia masih
bergantung pada energi yang berasal dari fosil. Dengan menghemat pemakaian
energi akan mampu menyelamatkan bumi
·
Penanaman Pohon, dengan menanam pohon kita dapat
mengurangi dampak pemanasan global dengan kemampuan pohon dalam menyerap emisi
karbon yang merupakan penyebab terjadinya pemanasan global.
·
Mengurangi Penggunaan Kantong Plastik, kantong
plastik baru bisa terurai di alam dalam waktu 500 - 1.000 tahun, sehingga jika
tercecer di tanah akan merusak lingkungan, menghambat peresapan air,
menyebabkan banjir, dan merusak kesuburan tanah. Cara termudah untuk mengurangi
kerusakan lingkungan akibat penggunaan plastik adalah dengan mengurangi
penggunaan produk-produk berbahan plastik yang tidak terlalu perlu.
Selain
kegiatan – kegiatan di atas masih banyak lagi hal yang dapat kita lakukan untuk
dalam memperingati Hari Bumi. Kesadaran untuk melestarikan
lingkungan hidup seharusnya ditanamkan sedini mungkin. Jika proses
penyadaran telah terjadi dan perubahan pola pikir serta pola sikap terhadap
lingkungan telah terbentuk, maka selanjutnya dapat dilakukan peningkatan
pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan hidup melalui proses pembelajaran,
serta peningkatan keterampilan dalam mengelola lingkungan hidup. Mari kita
mulai untuk bergerak melakukan tindakan nyata, karena sekecil dan sesederhana apapun
kegiatan yang kita lakukan akan sangat berpengaruh pada bumi dan lingkungan
hidup. Selamat Hari Bumi.
Artikel ini diterbitkan di Harian Riau Pos, Sabtu 23 April 2016
dan
http://www.kompasiana.com/atikahhermansyah/hari-bumi-dan-pembelajaran-plh_5741d136cb23bd780f64ef1b
dan
http://www.kompasiana.com/atikahhermansyah/hari-bumi-dan-pembelajaran-plh_5741d136cb23bd780f64ef1b
Komentar
Posting Komentar