Ghibah dan Fitnah
Membicarakan kejelekan yang dilakukan orang lain
(Ghibah) saat ini sudah menjadi suatu hal yang biasa saja disekitar kita.
Ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak suka (jika hal itu disebutkan). Baik dalam keadaan soal jasmaninya, agamanya, kekayaannya, hatinya, ahlaknya, bentuk lahiriyahnya dan sebagainya. Caranya-pun bermacam-macam. Di antaranya dengan membeberkan aib, menirukan tingkah laku atau gerak tertentu dari orang yang dipergunjingkan dengan maksud mengolok-ngolok.
Ghibah adalah engkau membicarakan saudaramu tentang suatu hal yang ia tidak senangi jika mendengarkannya. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata sesungguhnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : “ Tahukah kalian ghibah itu? Mereka (para sahabat) menjawab, “Allah dan RasulNya yang lebih tahu. Maka beliau bersabda, “Ghibah yaitu engkau menyebut-nyebut saudaramu tentang sesuatu yang ia benci.” Kemudian ditanyakan, “bagaimana pendapat Anda jika apa yang saya ucapkan memang benar adanya? Nabi menjawab, “Jika apa yang engkau katakan memang benar adanya maka kamu telah melakukan ghibah terhadapnya, dan jika apa yang kamu katakan tidak benar aanya maka berarti kamu telah menuduhnya dengan berdusta atasnya” (HR. Muslim).
Ada beberapa sebab yang bisa memicu seseorang untuk melakukan ghibah, diantaranya adalah:
1. Timbulnya amarah karena merasa tersinggung atau haknya dirampas, maka untuk mencairkan amarahnya, ia pun melakukan ghibah.
2. Keinginan untuk mengangkat diri sendiri dan menjatuhkan saudaranya, misalnya ia berkata: ‘si fulan itu bodoh, pemahamannya dangkal’, dengan tujuan agar orang lain simpatik kepadanya dan meninggalkan saudaranya.
3. Bersenda gurau dengan lelucon-lelucon, anekdot atau lawakan yang membicarakan perihal seseorang untuk membuat orang-orang tertawa dan bahkan sebagian dari mereka mejadikan hal ini sebagai profesi dan mata pencahariannya, wal’iyadzu billah.
4. Timbulnya hasad karena orang-orang senantiasa memujinya dan mencintainya, maka ia pun menjelekkan orang tadi agar nikmat itu hilang darinya.
5. Berburuk sangka terhadap saudaranya, maka tanpa disadari ia pun telah menggunjingnya dan mejelek-jelekkannya.
6. Tidak adanya perasaan takut kepada Allah dan adzabNya sehingga dengan sengaja ia pun melakukan ghibah.
Fitnah merupakan suatu kebohongan yang ditimpakan
kepada seseorang namun orang tersebut tidak melakukannya.
Fitnah adalah suatu sifat yang tercela , suatu usaha seseorang untuk mencemarkan nama baik seseorang, sehingga orang yang tidak mengerti persoalan menganggap bahwa fitnah itu benar. Sehingga opini masyarakat akan negative kepada orang yang terkena fitnah tersebut. Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan .
Allah berfirman pada surat AL-Baqarah ayat 192-193
Artinya:”Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikanlah balasan bagi orang-orang kafir. Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.”( QS Al Baqarah : 192-193 )
Bahaya fitnah antara lain sebagai berikut :
a. Menimbulkan kesengsaraan, baik bagi si pemfitnah maupun bagi yang di fitnah.
b. Menimbulkan keresahan ditengah masyarakat
c. Merusak sendi-sendi persatuan dan kesatuan
d. Mencelakakan orang lain
e. Merugikan orang lain dan diri sendiri
f. Masuk Neraka (mendapat siksa)
g. Diancam tidak masuk Syurga, sebagaimana Hadist Nabi SAW tersebut ini :
Rasulullah SAW bersabda :
“Tidak akan masuk Syurga orang yang suka adu domba (memfitnah).”(HR. Bukhari)
Persamaan antara fitnah dan ghibah :
- Orang yg menjadi korban ghibah atau fitnah akan menerima pahala/kebaikan dari orang yg memfitnah / mengghibah
- Apabila kebaikan /pahala orang yg memfitnah/mengghibah telah habis, maka keburukan korban ghibah/fitnah akan diberikan kepada orang yg memfitnah/mengghibah
- Keuntungan lagi dari korban fitnah/ghibah, dia memperoleh pahala tanpa melakukan suatu ibadah.
Jadi beruntunglah orang yg menjadi korban
fitnah/ghibah asalkan mau sabar dan berserah diri kpd Allah.
Maka dapat kita artikan “siapa menanam kebaikan pasti
akan menerima kebaikan & siapa menanam keburukan pasti akan menuai
kehancuran”
Ps : jangan bikin sakit hati orang lain, lagian kan gak susah bikin orang lain senang.
Komentar
Posting Komentar