Reward dan Punishment Tidak Memacu Prestasi

- Andrie Wongso -
Alfie Kohn, penulis buku No Contest: The Case Against Competition , menyebut fakta bahwa hadiah, bonus, dan reward apa pun bentuknya mempunyai tiga kelemahan dasar:

Tidak bertahan lama
Begitu bonus atau hadiah dihilangkan, tiba-tiba akan hilang pula semangat mencapai hasil tertentu.

Tingkat motivasi yang terus menurun
Jika bonus yang diberikan selalu sama tingkatannya, lama-kelamaan, orang akan bosan dan turun motivasinya. Untuk mengangkat kembali, butuh bonus lebih tinggi.

Bonus akan meredam motivasi dalam diri
Karena terbiasa mengejar bonus, inisiatif yang muncul dari dalam diri pun berkurang atau bahkan terkikis jika tak ada dorongan berupa bonus.

Sebaliknya, apakah ancaman atau hukuman juga mampu memicu orang untuk termotivasi? Ternyata, hal yang sama terjadi. Seorang dokter ahli jantung, Dean Ornish meneliti orang-orang yang divonis sakit jantung dan akan menghadapi kematian jika tak mengubah gaya hidup sehat mereka. Ternyata, yang berhasil berubah hanya 10% saja! Inilah bukti kecil bahwa hukuman kurang berlaku untuk memicu orang mengubah nilai motivasi dalam diri.


Pertanyaannya kemudian adalah, hal apa sebenarnya yang paling mampu membuat orang termotivasi dalam pekerjaannya? Satu-satunya yang berperan positif untuk meningkatkan motivasi—hingga bisa melejitkan karier—adalah intrinsik positif. Menurut Peter Block dan Peter Koestenbaum, pengarang buku Freedom and Accountability at Work, ada beberapa hal yang bisa dimaksimalkan untuk mencapai hal tersebut:

Perlunya tantangan
Orang yang memiliki tantangan untuk mencapai hal tertentu akan mencoba dengan segala cara untuk meraihnya. Karena itu, kita butuh memberikan diri kita sendiri target yang besar dan menantang sehingga pencapaian prestasi karier kita pun ikut terangkat.

Adanya kontrol
Kita perlu tahu apa yang bisa dikendalikan, terutama untuk memenuhi keinginan-keinginan kita. Dengan kemampuan mengontrol diri terhadap keinginan, kita akan berusaha mencapai sesuatu bukan untuk memenuhi tantangan orang lain, tapi karena memang ingin membuktikan kepada diri sendiri bahwa kita mampu dan mumpuni.

Kebutuhan kerja sama
Suasana kerja yang saling mendukung dan juga kemampuan kita beradaptasi dengan orang lain, akan menjadi dorongan bagi kita untuk bisa berprestasi.

Pengakuan
Ini bukan merupakan sifat haus akan pujian, tapi mendapatkan nuansa positif dari sekeliling kita untuk pencapaian bersama. Sehingga, setiap prestasi yang dicapai, bisa menjadikan kita juga mampu memotivasi sekeliling.

Rasa saling percaya
Dukungan kepercayaan orang sekitar akan menjadi sumber motivasi yang mampu menggerakkan “roda” laju karier kita. Karena itu, rasa saling percaya harus ditanamkan. Cegah seminimal mungkin terjadinya office politic yang berpotensi mengundang rasa demotivasi.

Ciptakan rasa bahagia dalam bekerja
Kunci utama mencapai motivasi tinggi dalam bekerja adalah rasa bahagia, puas, senang dalam mengerjakan sesuatu. Karena itu, suasana kerja sangat berpengaruh.

Ingin meningkatkan karier dengan cepat? Mari kita gali motivasi dalam diri agar senantiasa punya dorongan kuat mencapai hasil yang maksimal. Kerja tanpa disuruh, bertanggung jawab tanpa diawasi. Niscaya, prestasi akan jadi ”bonus” yang mendatangkan keberkahan sejati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemberi Inspirasi (Resensi Buku "Gurunya Manusia")

SCIENCE CLUB EKONOMI MAN 1 PEKANBARU : Belajar bersama, berprestasi, dan bahagia !!!

KARIER PROTEAN GURU